TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Modul 1: Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset) Dalam Pembelajaran Mendalam
24 - Juni - 2025 8,0K Share :Pahami konsep Growth Mindset dari Modul 1 Pembelajaran Mendalam. Cocok untuk guru yang ingin berkembang bersama murid dalam kurikulum merdeka

Pernah merasa lelah mengajar, tapi murid tetap susah paham? Atau justru kamu sering berpikir, “Muridku memang begitu orangnya…” — hati-hati, bisa jadi kamu sedang terjebak dalam pola pikir tetap!
Tenang, kamu tidak sendiri. Banyak guru mengalami hal yang sama. Tapi kabar baiknya: ada cara untuk berubah dan berkembang bersama murid. Di sinilah pembelajaran mendalam dan growth mindset berperan besar.
Dalam artikel ini, kamu akan belajar bagaimana pola pikir bertumbuh bukan cuma sekadar teori, tapi bisa jadi alat transformasi nyata di kelas. Yuk, kita gali bersama isi Modul 1 ini, dan temukan cara baru untuk menjadi guru yang terus tumbuh!
Apa Itu Growth Mindset?
Pernah merasa frustrasi saat mengajar karena murid tampak ‘mentok’ belajar? Atau kamu mendengar kalimat seperti, “Saya memang nggak bisa matematika sejak dulu”? Ini adalah contoh dari fixed mindset, yaitu pola pikir tetap yang menganggap kecerdasan itu bawaan dan tidak bisa diubah.
Berbeda dengan itu, growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan seseorang dapat berkembang melalui proses belajar, usaha yang konsisten, dan refleksi. Konsep ini dikenalkan oleh Prof. Carol Dweck, seorang psikolog pendidikan dari Stanford University, yang telah meneliti selama puluhan tahun bagaimana keyakinan tentang kemampuan diri memengaruhi prestasi belajar dan cara seseorang menghadapi tantangan.
Sebagai guru dan fasilitator pembelajaran, memahami growth mindset bukan hanya penting, tapi esensial. Dalam pengalaman saya sebagai pendidik dan pembina komunitas belajar guru, perbedaan hasil belajar sangat terlihat ketika guru benar-benar menerapkan pola pikir bertumbuh — baik dalam merancang pembelajaran, memberikan umpan balik, hingga menciptakan budaya kelas yang sehat.
Modul 1 Pembelajaran Mendalam mengajak kita untuk tidak hanya memahami teori growth mindset, tapi juga mengintegrasikannya dalam praktik harian mengajar. Di sinilah peran guru sebagai agen perubahan semakin terasa: mengubah cara berpikir kita terlebih dahulu, agar bisa menumbuhkan cara berpikir murid.
Kini, banyak riset terbaru mendukung pentingnya growth mindset dalam pendidikan abad ke-21. Bahkan UNESCO dan berbagai lembaga pendidikan internasional merekomendasikannya sebagai bagian dari strategi penguatan kompetensi guru dan pembelajaran yang berorientasi pada proses, bukan hanya hasil.
Dengan menerapkan growth mindset, kita sedang memupuk generasi pembelajar seumur hidup. Dan itu semua dimulai dari perubahan kecil dalam cara kita berpikir, merespons, dan memberi makna pada proses belajar.
Mengapa Pola Pikir Bertumbuh Penting untuk Guru?
Di era Kurikulum Merdeka, peran guru jauh melampaui sekadar menyampaikan materi. Guru kini adalah fasilitator perubahan yang membentuk lingkungan belajar sehat dan adaptif. Untuk bisa menjalankan peran itu, guru perlu memiliki pola pikir yang juga tumbuh—alias growth mindset.
Sebagai seseorang yang telah mendampingi guru-guru dalam pelatihan pembelajaran bermakna, saya sering melihat perbedaan mencolok antara guru yang membuka diri terhadap perubahan dengan guru yang merasa “sudah cukup”. Guru yang memiliki growth mindset lebih siap menerima umpan balik, mengolah pengalaman reflektif, dan mencoba pendekatan baru walau belum tentu langsung berhasil.
Penelitian Carol Dweck dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa guru dengan growth mindset bukan hanya lebih efektif secara pedagogis, tetapi juga lebih mampu membangun ketahanan emosional murid. Ini karena guru menjadi teladan langsung dalam hal ketekunan, evaluasi diri, dan proses belajar sepanjang hayat.
Beberapa manfaat nyata yang sering saya temui dari guru dengan pola pikir bertumbuh antara lain:
- Lebih sabar dan solutif saat murid kesulitan memahami materi
- Mendorong murid untuk terus mencoba tanpa takut salah
- Membangun safe space di kelas yang mendukung eksplorasi dan keberanian bertanya
- Terbuka dengan praktik refleksi untuk terus menyempurnakan strategi mengajar
Ketika guru belajar menerima bahwa dirinya belum sempurna—tapi terus tumbuh—maka murid pun akan meniru hal yang sama. Inilah esensi pembelajaran mendalam: tumbuh bersama di ruang belajar yang hidup.
Ciri Guru dengan Growth Mindset
Kalau kita bicara tentang guru yang memiliki pola pikir bertumbuh (Growth Mindset), tentu bukan hanya soal sikap positif atau semangat belajar. Ini tentang bagaimana seorang guru melihat murid, tantangan, dan proses belajar secara menyeluruh. Dan kabar baiknya: pola pikir ini bisa dilatih dan ditumbuhkan.
Menurut Prof. Carol Dweck, guru dengan growth mindset tidak takut gagal—karena mereka melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar. Mereka terbuka terhadap umpan balik, aktif mencari cara baru untuk mengajar, dan tidak berhenti berkembang walau sudah mengajar bertahun-tahun.
Berdasarkan pengalaman saya dalam pelatihan dan mentoring guru, perbedaan antara pola pikir tetap dan bertumbuh sering terlihat dari cara guru merespons situasi sehari-hari di kelas. Berikut tabel perbandingan yang bisa jadi refleksi untuk kita semua:
Area | Pola Pikir Tetap (Fixed Mindset) | Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset) |
---|---|---|
Tantangan | Dianggap mengancam atau mengganggu kenyamanan | Dilihat sebagai peluang untuk berkembang |
Hambatan | Menyerah dengan cepat jika tidak berhasil | Mencoba lagi dengan strategi berbeda |
Kritik | Dianggap serangan pribadi atau menjatuhkan | Diolah sebagai masukan untuk perbaikan |
Sukses orang lain | Menjadi iri atau merasa tidak mampu | Terinspirasi dan belajar dari keberhasilan orang lain |
Perbandingan ini bukan untuk menghakimi, tapi sebagai bahan refleksi. Karena kenyataannya, kita semua pernah berada di dua sisi ini. Yang penting adalah kesadaran untuk bergerak ke arah pola pikir bertumbuh.
Saat guru menunjukkan sikap positif terhadap tantangan dan keterbukaan pada perubahan, murid pun akan meniru hal yang sama. Dalam budaya kelas seperti inilah, pembelajaran mendalam benar-benar bisa tumbuh dan berkembang secara alami.
PPB dalam Kurikulum Merdeka
Dalam Kurikulum Merdeka, proses belajar tidak lagi sekadar memenuhi target capaian materi. Fokusnya bergeser ke penguatan karakter, kemandirian belajar, dan pengalaman bermakna. Di sinilah Pola Pikir Bertumbuh (PPB) menjadi fondasi penting yang menopang seluruh proses.
PPB bukan sekadar teori psikologi perkembangan, tapi selaras langsung dengan semangat Profil Pelajar Pancasila (PPP). Murid yang terbiasa melihat kegagalan sebagai proses belajar akan tumbuh menjadi individu yang tangguh, reflektif, dan terus belajar sepanjang hayat—nilai utama dalam PPP.
Dalam pendampingan guru yang pernah saya lakukan di beberapa sekolah penggerak, guru yang memahami dan menerapkan growth mindset cenderung lebih percaya diri mencoba pendekatan baru. Mereka tidak terpaku pada RPP template, tapi berani merancang pembelajaran kontekstual yang berpusat pada murid. Bahkan saat strategi gagal, mereka tidak menyalahkan murid, tapi justru mengajak refleksi bareng untuk memperbaiki bersama.
Modul 1 menggambarkan tiga peran penting guru dalam pembelajaran mendalam yang sangat sejalan dengan PPB:
- Activator: Guru menjadi pemantik rasa ingin tahu dan motivasi belajar murid sejak awal proses pembelajaran.
- Collaborator: Guru menciptakan ruang aman untuk kerja sama, diskusi terbuka, dan eksplorasi ide tanpa takut salah.
- Builder of Learning Culture: Guru menumbuhkan budaya belajar yang menghargai proses, bukan sekadar hasil.
Penerapan PPB dalam Kurikulum Merdeka bukan hanya ideal di atas kertas—tapi sangat mungkin dilakukan. Yang dibutuhkan hanyalah keberanian guru untuk mulai dari hal kecil: mengubah cara berpikir, merespons tantangan, dan memperlakukan murid sebagai pembelajar aktif. Karena perubahan besar, selalu dimulai dari perubahan pola pikir.
Penutup: Mulai dari Pola Pikir, Menuju Perubahan Nyata
Pendidikan yang bermakna tidak lahir dari metode canggih atau teknologi mutakhir saja, melainkan dari guru yang punya keberanian untuk bertumbuh. Pola pikir bertumbuh bukan sekadar jargon pengembangan diri—ia adalah fondasi dari kelas yang sehat, pembelajaran yang hidup, dan murid yang utuh.
Dari pengalaman mendampingi rekan guru di berbagai daerah, saya menyaksikan bagaimana perubahan kecil dalam pola pikir—seperti mengubah "anak ini memang susah belajar" menjadi "anak ini butuh pendekatan berbeda"—dapat membawa perubahan besar dalam dinamika kelas dan semangat murid.
Growth mindset bukan berarti segalanya akan mudah, tapi berarti kita percaya bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk belajar. Ketika guru terus bertumbuh, murid pun belajar untuk tidak menyerah. Dan ketika murid merasa aman untuk gagal dan mencoba lagi, di situlah pembelajaran mendalam benar-benar terjadi.
Jadi, mari kita mulai dari diri sendiri. Dari cara kita merespons kesalahan, menyambut kritik, hingga memandang potensi murid. Karena perubahan pendidikan tidak hanya soal kebijakan, tapi juga soal pola pikir.
File Lampiran : Modul 1: Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset) dalam Pembelajaran Mendalam

Aristo Bharata
Founder tamanpustaka.com & guru di UPTD SPF SDN Sekarputih 1 Kecamatan Tegalampel Bondowoso