Panduan Jadwal Pelajaran Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka: Intrakurikuler & Kokurikuler Lengkap

Halo Bapak/Ibu guru dan orang tua hebat! Di jenjang kelas 5 SD, tantangan belajar anak-anak mulai meningkat. Mereka mulai kritis, suka bertanya "kenapa", dan mulai menyukai diskusi kelompok. Nah, Kurikulum Merdeka hadir menjawab kebutuhan itu dengan menyusun jadwal pelajaran kelas 5 SD yang seimbang antara pembelajaran intrakurikuler dan kokurikuler. Artikel ini akan membahas struktur pelajaran, total jam per minggu dan per tahun, serta contoh jadwal nyata. Yuk, kita bahas dengan gaya santai tapi tetap mendalam!

Struktur Mata Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 5

Masuk ke kelas 5, anak-anak mulai menunjukkan pemikiran yang makin kritis. Mereka sudah mulai bisa berargumen, berdiskusi, bahkan kadang ngeyel (dengan gaya sopan tentunya ????). Di fase ini, Kurikulum Merdeka hadir sebagai teman tumbuh yang pas—menggabungkan sisi akademik, sosial, emosional, dan spiritual anak dalam satu pendekatan pembelajaran yang lebih menyeluruh.

Kurikulum ini tidak hanya dirancang oleh para ahli di atas kertas, tapi juga diuji di sekolah-sekolah penggerak, dengan masukan langsung dari guru yang sehari-hari menghadapi realita di kelas. Tujuannya bukan cuma supaya anak jago matematika, tapi juga bisa bekerja sama, punya empati, dan tangguh menghadapi tantangan zaman.

Di kelas 5, struktur pelajaran makin lengkap. Anak-anak diperkenalkan pada pemahaman konsep yang lebih dalam dan aplikatif. Berikut mata pelajaran utama yang masuk ke jadwal kelas 5 SD:

• Pendidikan Agama dan Budi Pekerti – untuk memperkuat fondasi spiritual dan moral anak sejak dini
• Pendidikan Pancasila – membentuk sikap cinta tanah air, toleransi, dan semangat gotong royong
• Bahasa Indonesia – mengasah kemampuan literasi, berkomunikasi, dan berpikir logis
• Matematika – melatih nalar, pemecahan masalah, dan berpikir sistematis
• IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) – belajar tentang alam dan masyarakat dalam satu pendekatan tematik
• PJOK – untuk menjaga kesehatan tubuh, semangat sportif, dan ketangkasan motorik
• Seni dan Budaya – bisa seni musik, rupa, tari, atau teater (tergantung sumber daya di sekolah)
• Bahasa Inggris (opsional) – diberikan jika sekolah punya tenaga pendidik dan fasilitas memadai
• Muatan Lokal (opsional) – bisa berupa bahasa daerah, budaya lokal, atau kearifan setempat

Yang istimewa dari Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitasnya. Sekolah diberi ruang untuk menyesuaikan materi dengan kearifan lokal. Misalnya, di daerah pegunungan bisa mengangkat tema lingkungan hutan dan pertanian; sementara di daerah pesisir bisa belajar lewat topik ekosistem laut, kapal, atau budaya nelayan.

Jadi, walaupun struktur mata pelajarannya tampak "standar nasional", pelaksanaannya bisa sangat kontekstual dan dekat dengan kehidupan siswa. Anak belajar bukan hanya untuk nilai, tapi untuk hidup. Dan guru? Diberi ruang bereksperimen, berkreasi, dan membimbing siswa jadi pembelajar sejati.

Total Jam Pelajaran per Minggu dan Tahun

Bicara soal jadwal belajar, pasti banyak yang langsung kepikiran, “Wah, berapa jam ya anak-anak belajar tiap minggunya?” Nah, menurut dokumen resmi dari Kemendikbudristek, total jam pelajaran kelas 5 SD dalam satu tahun adalah 1368 JP. Tapi tenang... satu JP (Jam Pelajaran) itu cuma 35 menit, bukan satu jam penuh seperti menunggu hujan reda pas mau pulang sekolah.

Total jam ini tentu bukan asal ditentukan. Para perancang kurikulum mempertimbangkan banyak hal, mulai dari karakteristik perkembangan anak usia 10–11 tahun, kebutuhan pembelajaran tematik, sampai beban kerja guru. Jadi, alokasinya sudah cukup matang dan realistis.

Berikut distribusi jam pelajaran (JP) per tahun di kelas 5:

• Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 144 JP
• Pendidikan Pancasila: 180 JP
• Bahasa Indonesia: 288 JP
• Matematika: 180 JP
• IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial): 216 JP
• PJOK: 144 JP
• Seni dan Budaya: 144 JP
• Bahasa Inggris (opsional): 72 JP
• Muatan Lokal (opsional): 72 JP

Kalau dibagi rata dalam satu tahun ajaran (sekitar 36 minggu belajar), totalnya adalah sekitar 38 JP per minggu. Ini terbagi menjadi:

• 31 JP intrakurikuler – untuk pembelajaran inti yang terstruktur
• 7 JP kokurikuler – untuk kegiatan pendukung seperti proyek, eksplorasi, dan penguatan karakter

Nah, yang bikin asyik, kegiatan kokurikuler ini nggak kalah penting dari pelajaran utama. Justru di sinilah anak-anak bisa bereksperimen, menggali potensi, dan belajar lewat pengalaman nyata. Misalnya, membuat jurnal harian tentang air bersih, membuat poster kampanye hemat listrik, atau kerja kelompok membuat video edukasi bertema keberagaman. Seru, kan?

Menurut pengalaman guru-guru di sekolah penggerak, kombinasi antara pelajaran akademik dan kegiatan proyek ini sangat efektif dalam menumbuhkan minat belajar siswa. Mereka jadi lebih semangat datang ke sekolah, lebih percaya diri, dan lebih peka terhadap lingkungan sekitar.

Jadi, walaupun totalnya 1368 JP per tahun terdengar banyak, sebenarnya sudah disesuaikan dengan kapasitas belajar anak. Dan yang paling penting: kurikulumnya dirancang untuk menghidupkan pembelajaran, bukan membebani.

Contoh Jadwal Mingguan Kelas 5 SD

Buat Bapak/Ibu guru yang sedang menyusun jadwal pelajaran, bagian ini bisa jadi referensi awal. Contoh jadwal pelajaran mingguan kelas 5 ini disusun agar seimbang—antara pelajaran inti dan kegiatan eksploratif yang bikin belajar jadi nggak membosankan. Tapi ingat, setiap sekolah punya karakter masing-masing, jadi jadwal ini bisa (dan memang sebaiknya) disesuaikan dengan kebutuhan serta sumber daya yang tersedia.

Jadwal ini disusun dengan memperhatikan prioritas mata pelajaran esensial seperti literasi dan numerasi, sekaligus memberi ruang untuk pembentukan karakter, kreativitas, dan aktivitas fisik. Praktik terbaik dari sekolah penggerak dan komunitas guru kreatif juga jadi inspirasi dalam menyusunnya.

Seperti yang bisa kita lihat, pelajaran seperti Bahasa Indonesia dan Matematika mendapatkan alokasi waktu lebih sering karena keduanya merupakan fondasi literasi dan numerasi. Tapi bukan berarti yang lain kalah penting—IPAS, Seni Budaya, dan PJOK tetap hadir sebagai penyeimbang agar anak tidak hanya pintar hitung-hitung, tapi juga paham lingkungan dan bisa mengekspresikan diri.

Nah, untuk hari Sabtu, jadwalnya memang dikhususkan untuk kegiatan kokurikuler. Ini adalah momen di mana siswa bisa menyatu dengan proyek kehidupan nyata. Bisa jadi mereka membuat maket tata surya dari kardus bekas, atau mengadakan mini pameran seni hasil karya mereka sendiri. Kegiatan ini sangat direkomendasikan dalam Kurikulum Merdeka karena mendorong agency siswa—yaitu rasa kepemilikan terhadap proses belajarnya.

Banyak guru melaporkan bahwa dengan jadwal yang fleksibel seperti ini, siswa jauh lebih semangat datang ke sekolah. Mereka merasa jadwal tidak hanya “mengajar”, tapi juga “menghidupkan” ruang belajar. Anak-anak jadi punya alasan untuk antusias tiap pagi—dan bukan cuma karena jam istirahat!

Jadi, jangan ragu untuk menyesuaikan jadwal ini dengan situasi sekolah masing-masing. Mau ganti urutan? Mau fokus seni dua hari? Boleh banget. Yang penting, esensi Kurikulum Merdeka tetap terjaga: pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, dan memanusiakan.

Penutup

Dari seluruh uraian tadi, kita bisa lihat bahwa Kurikulum Merdeka untuk kelas 5 SD bukan sekadar soal jam pelajaran atau daftar mata pelajaran. Ia menawarkan pendekatan belajar yang menyeluruh—yang memberi ruang tumbuh bagi kecerdasan akademik, emosional, sosial, hingga spiritual anak. Jadwal pelajaran pun dibuat seimbang: antara kegiatan intrakurikuler yang terstruktur dan kegiatan kokurikuler yang eksploratif.

Dalam praktiknya, banyak guru melaporkan bahwa anak-anak jauh lebih aktif, percaya diri, dan nyaman berada di kelas saat pembelajaran dikemas dengan cara yang lebih kontekstual dan fleksibel. Apalagi ketika guru diberi ruang untuk berinovasi—hasilnya bukan hanya peningkatan prestasi, tapi juga suasana kelas yang lebih hidup. Karena sejatinya, anak-anak belajar bukan hanya dari buku, tapi juga dari pengalaman, interaksi, dan refleksi.

Semoga artikel ini bisa menjadi bekal yang bermanfaat bagi Bapak/Ibu guru, kepala sekolah, maupun orang tua yang sedang menyusun strategi pembelajaran di kelas 5. Kalau dirasa berguna, jangan ragu untuk membagikan artikel ini ke rekan guru atau komunitas sekolah. Dan kalau ingin disimpan, silakan unduh versi WORD-nya sebagai panduan praktis.

Untuk inspirasi lainnya—seperti ide kegiatan tematik, refleksi pelaksanaan kurikulum, atau bahkan contoh asesmen yang seru—langsung aja mampir ke tamanpustaka.com. Di sana kita bisa belajar bareng, bertumbuh bareng, dan yang paling penting: merasa tidak sendiri dalam menghadapi dinamika dunia pendidikan.

Ingat, ruang belajar yang baik bukan yang penuh tekanan, tapi yang membebaskan anak untuk tumbuh sesuai potensinya.

Merdeka Belajar, Merdeka Bertumbuh!