KURIKULUM MERDEKA
Apa Itu Kurikulum Merdeka? Panduan Lengkap Dan Implementasinya
26 - Juli - 2024 655 Share :Kurikulum Merdeka fleksibel, fokus pada materi esensial dan pengembangan karakter, melalui asesmen, perencanaan, dan pembelajaran berbasis proyek.

Apa itu Kurikulum Merdeka ?
Kurikulum Merdeka, yang sebelumnya dikenal sebagai kurikulum prototipe, dirancang sebagai langkah untuk memperbaiki dan menyesuaikan proses pembelajaran dengan memberikan kerangka yang lebih fleksibel. Fokus utama dari kurikulum ini adalah pada materi esensial serta pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Salah satu ciri khas utama dari Kurikulum Merdeka adalah penerapan pembelajaran berbasis projek yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan lunak dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Melalui metode ini, peserta didik tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga keterampilan dan sikap yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, Kurikulum Merdeka menekankan pada materi esensial untuk memastikan bahwa ada cukup waktu untuk pembelajaran mendalam pada kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Dengan fokus ini, diharapkan peserta didik dapat lebih memahami konsep-konsep penting dan mempraktikannya dengan lebih efektif.
Kurikulum ini juga memberikan fleksibilitas kepada para guru untuk menyesuaikan metode pembelajaran dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing peserta didik. Hal ini termasuk melakukan diferensiasi dalam cara pengajaran serta penyesuaian dengan konteks lokal dan muatan lokal yang relevan. Dengan adanya fleksibilitas ini, guru dapat lebih mudah mengadaptasi kurikulum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan spesifik siswa di masing-masing daerah.
Prinsip Utama Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka: Memahami Intrakurikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler
Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat tiga jenis kegiatan pembelajaran yang masing-masing memiliki prinsip dan tujuan tersendiri:
- Pembelajaran Intrakurikuler: Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang terdiferensiasi, yaitu disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing peserta didik. Tujuan dari pendekatan ini adalah agar siswa memiliki waktu yang cukup untuk mendalami konsep-konsep penting dan memperkuat kompetensi dasar mereka. Dalam pembelajaran intrakurikuler, guru diberikan keleluasaan untuk memilih dan menggunakan perangkat ajar yang paling sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Dengan cara ini, setiap peserta didik dapat memperoleh pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
- Pembelajaran Kokurikuler: Jenis pembelajaran ini melibatkan projek yang fokus pada penguatan Profil Pelajar Pancasila. Pendekatan ini berlandaskan prinsip interdisipliner, yang berarti melibatkan berbagai bidang ilmu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang komprehensif. Pembelajaran kokurikuler bertujuan untuk mengembangkan karakter dan kompetensi umum siswa melalui kegiatan yang melibatkan berbagai aspek kehidupan dan keterampilan, sehingga siswa tidak hanya belajar teori tetapi juga mengaplikasikan nilai-nilai dan keterampilan dalam konteks yang lebih luas.
- Pembelajaran Ekstrakurikuler: Pembelajaran ini diselenggarakan berdasarkan minat dan bakat murid serta sumber daya yang tersedia di satuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengeksplorasi hobi dan minat pribadi mereka di luar jam pelajaran utama, serta mengembangkan keterampilan tambahan yang tidak selalu tercakup dalam kurikulum intrakurikuler dan kokurikuler.
Untuk mendukung implementasi kurikulum, alokasi jam pelajaran ditetapkan dalam struktur kurikulum secara tahunan. Selain itu, ada juga saran mengenai pembagian jam pelajaran yang bisa diterapkan secara reguler atau mingguan. Hal ini memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana waktu pembelajaran dapat dialokasikan untuk setiap jenis kegiatan, sehingga membantu sekolah dan guru dalam merencanakan dan mengelola proses pembelajaran dengan lebih baik.
Pelaksanaan Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka: Siklus Tiga Tahapan Utama
Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka mengikuti sebuah siklus yang terdiri dari tiga tahapan utama: asesmen diagnostik, perencanaan, dan pembelajaran.
-
Asesmen Diagnostik
Pada tahap pertama ini, guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, serta tahap perkembangan dan pencapaian pembelajaran murid. Asesmen diagnostik ini umumnya dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran mendalam tentang setiap murid sehingga guru dapat memahami kemampuan awal mereka. Dengan informasi ini, guru dapat merancang pendekatan pembelajaran yang lebih sesuai dan efektif. Hasil dari asesmen diagnostik menjadi dasar bagi guru dalam menentukan metode dan strategi pembelajaran yang akan digunakan, serta dalam merancang kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi masing-masing murid.
-
Perencanaan
Tahap perencanaan adalah fase di mana guru menyusun proses pembelajaran berdasarkan hasil asesmen diagnostik yang telah dilakukan. Pada tahap ini, guru juga melakukan pengelompokan murid berdasarkan tingkat kemampuan mereka. Pengelompokan ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap murid mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuannya, sehingga proses belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Guru merencanakan berbagai aktivitas pembelajaran yang tidak hanya sesuai dengan kebutuhan murid tetapi juga menarik dan menantang, untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Selain itu, guru juga merancang berbagai alat dan bahan ajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran.
-
Pembelajaran
Selama tahap pembelajaran, guru terus mengadakan asesmen formatif secara berkala untuk memantau progres pembelajaran murid. Asesmen formatif ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana murid telah memahami materi yang diajarkan dan apakah metode pembelajaran yang digunakan sudah efektif. Dengan informasi dari asesmen formatif, guru dapat melakukan penyesuaian dan perbaikan terhadap metode pembelajaran jika diperlukan. Hal ini memastikan bahwa proses pembelajaran tetap relevan dan dapat memenuhi kebutuhan murid. Di akhir proses pembelajaran, guru melakukan asesmen sumatif sebagai proses evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai. Asesmen sumatif ini memberikan gambaran tentang hasil akhir pembelajaran murid dan menjadi dasar bagi penilaian akhir serta perencanaan pembelajaran selanjutnya.
Secara keseluruhan, Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya fleksibilitas dan kemandirian dalam proses pembelajaran, dengan fokus pada pengembangan kompetensi siswa secara holistik. Dengan pendekatan ini, diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih relevan, kontekstual, dan responsif terhadap kebutuhan murid serta perkembangan zaman. Guru diberdayakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan inklusif, di mana setiap murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuannya masing-masing.

Aristo Bharata
Founder tamanpustaka.com & guru di UPTD SPF SDN Sekarputih 1 Kecamatan Tegalampel Bondowoso