TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Teknik Koding Itu Apa Sih? Ini Penjelasan Sederhana Buat Kamu
14 - Juni - 2025 58 Share :Teknik koding penting untuk pahami cara kerja AI, aplikasi, dan sistem digital masa kini. Yuk kenali jenis-jenis teknik koding sejak dini!

Kalau dengar kata “koding”, mungkin langsung terbayang layar hitam dengan huruf putih yang bikin pusing. Padahal, di balik itu semua, ada banyak teknik koding yang bisa dipelajari secara bertahap, bahkan oleh siswa sekolah dasar sekalipun. Yuk kita bahas sama-sama: teknik koding itu apa sih sebenarnya?
Apa Itu Teknik Koding?
Teknik koding adalah kumpulan strategi, cara, atau metode untuk menyusun program komputer agar bisa menyelesaikan suatu masalah atau menjalankan fungsi tertentu. Dalam praktiknya, teknik ini bisa sangat beragam—mulai dari menyusun perintah sederhana, membuat algoritma logis, sampai merancang sistem yang bisa belajar sendiri seperti kecerdasan buatan (AI).
Menurut Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (Kemendikdasmen, 2025), teknik koding tidak hanya melatih siswa dalam berpikir komputasional, tapi juga membuka pemahaman tentang bagaimana teknologi bekerja di balik layar.
Di dunia industri, teknik koding digunakan dalam berbagai bidang. Misalnya:
- Teknik koding dalam industri e-commerce: Digunakan untuk membuat sistem checkout otomatis, algoritma rekomendasi produk seperti yang digunakan di Tokopedia, Shopee, dan Amazon.
- Di dunia perbankan dan keuangan: Teknik koding digunakan untuk membuat sistem keamanan transaksi, pemantauan fraud otomatis, hingga layanan chatbot digital banking.
- Dalam industri manufaktur: Digunakan untuk mengendalikan mesin otomatis (otomasi industri), misalnya dengan mikrokontroler dan pemrograman PLC.
- Di dunia kreatif: Teknik koding digunakan dalam pembuatan game, animasi, dan aplikasi mobile seperti Gojek, Canva, atau TikTok.
- Bidang kesehatan: Sistem manajemen rumah sakit, analisis data pasien, bahkan pengembangan alat diagnosis cerdas berbasis AI, semuanya berawal dari teknik koding.
Dengan mengenalkan teknik-teknik ini sejak dini, kita tidak hanya memberi siswa bekal teknis, tapi juga membuka wawasan mereka tentang berbagai peluang karier dan tantangan di masa depan yang berbasis teknologi.
Jenis-Jenis Teknik Koding di Pendidikan
Teknik koding tidak hadir dalam satu bentuk saja. Dalam dunia pendidikan, pendekatan yang digunakan perlu disesuaikan dengan usia, tingkat kognitif, dan pengalaman siswa. Itulah sebabnya teknik koding dalam pembelajaran dikembangkan secara bertahap, agar mudah dipahami dan relevan bagi peserta didik di setiap jenjang. Dari aktivitas menyusun blok warna-warni hingga mengetik kode yang sebenarnya, semuanya bisa jadi pengalaman belajar yang bermakna.
Berikut beberapa jenis teknik koding yang umum diajarkan di sekolah:
- Pemrograman Blok (Block-based Programming): Digunakan di tingkat SD–SMP. Siswa menyusun blok instruksi visual seperti puzzle. Contoh: Scratch, Code.org, MakeCode.
- Pemrograman Teks (Text-based Programming): Cocok untuk siswa SMP akhir–SMA. Mereka mulai mengetik instruksi dengan sintaks tertentu. Contoh: Python, HTML, CSS, JavaScript.
- Logika Algoritma: Menganalisis pola, membuat keputusan berdasarkan kondisi (if-else), serta memahami struktur pengulangan dan fungsi.
- Pengenalan AI dan Machine Learning: Di jenjang SMA/SMK, siswa mulai diperkenalkan pada sistem cerdas seperti chatbot sederhana atau klasifikasi data otomatis menggunakan platform visual AI (seperti Teachable Machine).
Dengan pengenalan teknik-teknik ini secara bertahap, siswa dapat mengembangkan keterampilan komputasi yang tidak hanya penting untuk pelajaran Informatika, tapi juga bermanfaat lintas bidang. Baik itu dalam membuat karya kreatif, menyelesaikan soal logika, hingga memahami cara kerja aplikasi yang mereka gunakan sehari-hari. Yang penting, proses belajarnya menyenangkan dan sesuai dengan dunia mereka.
Penerapan Teknik Koding di Sekolah
Teknik koding dapat diterapkan secara fleksibel dalam lingkungan sekolah. Tidak harus terpisah sebagai mata pelajaran Informatika, teknik ini justru sangat potensial jika diintegrasikan ke dalam pembelajaran lintas mata pelajaran. Artinya, siswa tidak hanya belajar cara koding, tapi juga bagaimana menggunakan teknik tersebut untuk mendukung pemahaman pelajaran lain.
Misalnya di pelajaran IPA, siswa dapat membuat simulasi eksperimen seperti penguapan air atau pergerakan planet menggunakan Scratch atau Tynker. Di pelajaran IPS, mereka bisa membuat peta interaktif sejarah atau ekonomi daerah menggunakan HTML dan Google Maps API. Sedangkan di pelajaran Bahasa Indonesia, siswa dapat menyusun cerita interaktif berbasis logika menggunakan visual coding seperti Twine atau Scratch.
Di jenjang SMK, penerapan teknik koding menjadi lebih kontekstual dan mendekati dunia kerja. Contohnya:
- Siswa jurusan TKJ membuat aplikasi kasir untuk toko lokal dengan Python dan SQLite.
- Jurusan RPL membuat sistem absensi QR code berbasis PHP dan MySQL.
- Siswa Multimedia merancang situs web profil bisnis desa menggunakan HTML/CSS dan Canva.
Alur penerapannya bisa dimulai dari:
- Memahami konsep dasar (logika, urutan, algoritma)
- Menerapkan teknik koding dalam bentuk proyek kecil (game, animasi, kuis)
- Integrasi dengan materi pelajaran (simulasi, sistem data, media presentasi)
- Pengembangan aplikasi berbasis kebutuhan nyata (UKS, koperasi sekolah, UMKM)
Menurut Kemendikdasmen (2025), teknik koding yang diterapkan melalui pendekatan berbasis proyek dan lintas mata pelajaran dapat mendorong kemampuan problem solving, kolaborasi, serta kreativitas siswa. Ini juga sejalan dengan prinsip profil pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka, yang menekankan pada kemampuan berpikir kritis, bernalar, dan adaptif terhadap perubahan teknologi.
Sumber pendukung lain seperti UNESCO ICT Competency Framework for Teachers (2018) juga menekankan pentingnya guru memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran secara kontekstual dan produktif.
Dengan pendekatan yang tepat, teknik koding bukan hanya alat belajar teknologi, tetapi menjadi jembatan untuk menyelesaikan masalah nyata, membangun karakter inovatif, dan memperkaya pengalaman belajar siswa di sekolah.
Penutup
Teknik koding bukan sekadar urusan anak jurusan IT, apalagi hanya soal mengetik baris-baris kode di layar. Di era digital seperti sekarang, mengenalkan teknik ini sejak dini justru menjadi bagian penting dari membangun literasi digital yang membumi—logis, sistematis, dan kreatif. Koding bukan hanya alat, tapi juga cara berpikir yang akan sangat dibutuhkan di masa depan, apa pun profesi yang mereka jalani kelak.
Kita semua tahu, kebijakan pendidikan di negeri ini sering berubah seiring pergantian pemimpin. Hari ini satu kurikulum, besok diganti lagi. Tapi di tengah dinamika itu, satu hal tetap: kebutuhan siswa akan keterampilan abad ke-21. Maka, daripada terpaku pada perdebatan kurikulum yang belum tentu bertahan lama, mari kita fokus pada hal-hal yang benar-benar memberi bekal masa depan untuk anak-anak kita.
Mengajarkan teknik koding bisa dimulai dari langkah kecil yang sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Tidak perlu menunggu komputer mahal atau lab digital. Yang penting ada semangat belajar, kreativitas guru, dan pendekatan yang menyenangkan. Dari sanalah keterampilan besar bisa tumbuh.
Jika kamu baru mulai mengenal pembelajaran koding, kamu bisa mulai dari artikel pengantar ini: Apa Itu Pembelajaran Koding? Yuk Guru, Kenalan Dulu . Artikel ini akan membantumu memahami mengapa koding menjadi bagian penting dari pendidikan masa kini.
Setelah itu, kamu bisa lanjut ke panduan praktis yang membahas berbagai metode dan media mengajar koding, sesuai jenjang dan kondisi kelas: Belajar Koding Pakai Apa? Ini Media dan Metodenya di Sekolah .
Dan untuk kamu yang ingin tahu materi dasar apa saja yang perlu dikenalkan ke siswa sejak dini, artikel berikut bisa jadi panduan awal yang menyenangkan: Dasar Koding: Apa Saja yang Perlu Diajarkan Sejak Dini? .
Semoga rangkaian tulisan ini bisa menjadi sahabat bagi para guru yang sedang belajar, mencoba, dan terus bertumbuh. Karena perubahan besar dalam pendidikan tak selalu datang dari kebijakan pusat—sering kali ia dimulai dari ruang kelas kecil yang penuh semangat dan ketulusan.

Aristo Bharata
Founder tamanpustaka.com & guru di UPTD SPF SDN Sekarputih 1 Kecamatan Tegalampel Bondowoso