Belajar Dari Mana Saja di tamanpustaka.com
Mulai BelajarELY ZULAIKHA, 16 - Februari - 2021 3665
Ilmu Kedokteran Ilmu Sejarah dan Geografi Ilmu Fikih Ilmu Tafsir Bidang Ilmu Hadis Pendidikan Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII Perkembangan Kebudayan Islam Dinasti Bani Umayyah Ilmuwan Muslim dan Perannya pada Masa Dinasti Bani Umayyah
Beberapa ilmu agama Islam yang dikembangan pada masa Dinasti Bani Umayyah adalah ilmu hadis, ilmu tafsir, ilmu fikih, ilmu tasawuf, ilmu bahasa dan sastra, ilmu sejarah dan geografi, dan ilmu kedokteran.
Daftar Isi :
Pada awal pemerintahan Dinasti Bani Umayyah, kebijakannya hanya berfokus pada kekuatan militer yang mendukung perluasan wilayah Islam. Khalifah Bani umayyah pada periode berikutnya berhasil mengembangkan berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, bidang agama Islam juga mengalami perkembangan pesat yang menjadi titik awal dari perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia Islam.1
Kota Basrah dan Kufah dijadikan pusat kegiatan ilmiah pada masa Dinasti Bani Umayyah. Perkembangan ilmu pengetahuan ditandai dengan munculnya ilmuwan-ilmuwan muslim di berbagai bidang, khususnya bidang ilmu agama Islam Adapun berbagai ilmu agama Islam yang telah dikembangkan pada masa Dinasti Bani Umayyah, yaitu sebagai berikut.
Pada masa Rasulullah saw. masih hidup, dilarang menulis hadis selain Al-Qur’an. Tetapi ada sebagian sahabat yang menulis hadis untuk keperluannya sendiri, seperti Abu Hurairah, Abdullah bin Abbas, dan Ali bin Abi Thalib.
Periode pertama penulisan hadis di Dinasti Bani Umayyah, khususnya Khalifah Abdul Malik bin Marwan, para tabi’in menulis hadis kemudian berkembang dengan gerakan rihlah ilmiah, yaitu para muhadisi melakukan pengembaraan ilmiah dari kota ke kota untuk mendapatkan hadis dari para sahabat yang masih hidup yang berada diseluruh jazirah arab.
Pada periode kedua, Khalifah Umar bin Abdul Aziz membukukan hadis. Alasan Umar bin Abdul Aziz membukukan hadis yaitu pertama, beliau takut jika para tabi’in meninggal di medan perang sehingga hadis-hadis ikut menghilang. Kedua, beliau takut jika hadis-hadis sahih bercampur dengan hadis palsu. Ketiga, para tabi’in memiliki kemampuan yang berbeda tetapi wilayah Islm semakin meluas, sehingga perlu mengkodifikasi hadis.
Az-Zuhri dianggap ulama pertama yang mengumpulkan pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Kemudian dilanjutkan oleh oleh Ibnu Juraij, Ar-Rabi’ bin Shahib, dan ulama lainnya. Pembukuan hadis mulai dilakukan pada akhir pemerintahan Bani Umayyah kemudian baru sempurna pada masa pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah. Program pengumpulan hadis pada masa Dinasti Abbasiyah mendapa sambutan serius dari tokoh-tokoh Islam, seperti:
Orang Islam mulai berpikir bahwa tafsiran ayat-ayat Al-Qur’an itu perlu karena tenggang waktu turunnya ayat semakin jauh, begitu juga dengan kaum non-Arab yang belum terlalu menguasai bahasa Arab yang menjadi bahasa pengantar untuk mengetahui Al-Qur’an, ini terjadi pada abad ke-2 Hijriah. Di masa Dinasti Bayi Umayyah, para ahli menemukan sebuah disiplin ilmu baru yaitu ilmu tafsir, ilmu khusus untuk mengetahui kandungan ayat-ayat Al-Qur’an.
Pada masa pemerintahan Dinasti Bani Umayyah, ilmu fikih muncul pada awal perkembangan ilmu yang membahas hukum agama Islam. Al-Qur’an sebagai kitab suci yang sempurna merupakan sumber utama bagi umat Islam, khususnya dalam menentukan masalah-masalah hukum. Pada masa khulafaur rasyidin, penetapan hukum di samping bersumber dari Rasullah saw. dilakukan sebuah metode penetapan hukum, yaitu ijtihad. Ijtihad pada awalnya hanya pengertian yang sederhana, yaitu pertimbangan yang berdasarkan kebijaksanaan yang dilakukan dengan adil dalam memutuskan sesuatu masalah yang muncul.2
Pada tahap berikutnya yaitu tahap perkembangan pemikiran Islam yang memunculkan ilmu hukum atau fikih, artinya membahas persoalan hukum dalam memahami masalah pada suatu perintah untuk melakukan suatu perbuatan maupun tidak melakuakan suatu perbuatan, dan memilih untuk melakukannya atau tidak melakukannya.
Ulama-ulama dari kalangan tabi’in fikih pada masa Dinasti Bani Umayyah adalah Syuriah bin al-Haris, Al-Qamah bin Qais, Masuruq al-Ajda’, dan Al-Aswad bin Yazid.
Ilmu tasawuf adalah cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Secara umum, ilmu tasawuf adalah kebersihan batin yng menjadi ajaran dan sikap untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tujuannya agar mendapatkan ketentraman dalam jiwa.
Adapun tokoh sufi pada masa Dinasti Bani Umayyah yaitu Said bin Musayyab, Hasan al-Basri, dan Sufyan Ats-Tsauri.
Pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan, bahasa Arab dijadikan bahasa adinistrasi pemerintahan. Keika bahasa Arab mulai meluas, lahirlah seorang ahli bahasa yang bernama Sibawaihi yang mengarang buku berjudul Al-Kitab. Seiring berjalannya waktu, perkembangan bahasa Arab ditandai dengan kemajuan bidang kesusastraan. Diantara tokoh-tokohnya yaitu Nu’man bin Basyir al-Ansari, Qais bin Mulawwah (penulis buku Layla Majnun), Al-Akhtal, dan Jarir.
Di samping ilmu agama, pemerintah Dinasti Bani Umayyah juga mengembangkan ilmu pengetahuan umum, seperti sejarah dan geografi. Kedua ilmu tersebut membahas tentang perjalanan hidup, kisah, dan riwayat. Pada masa pemerintahannya, Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan memerintah Ubaid bin Syaryah al-Jurhumi untuk menulis buku sejarah masa lalu dan masa Bani Umayyah. Di antara karyanya adalah kitab Al-Muluk wal Akhbar al-Mahdi (Catatan Sejarah Raja-Raja Masa Lalu).
Ilmu kedokteran belum berkembang dengan baik saat pemerintahan Dinasti Bani Umayyah. Namun terjadi perkembangan saat Khalifah Walid bin Abdul Malik mendirikan sekolah tinggi kedokteran tahun 88 H/706 M. Para dokter yang bertugas di lembaga mendapatkan gaji dari negara.
Khalid bin Yazid bin Muawiyah adalah orang pertama yang menerjemahkan buku tentang astronomi, kedokteran, dan kimia. Di samping itu, Khalid bin Yazid merupakan seorang penyair dan orator yang terkenal pada masanya.
Sumber
1. Tim Penyusun, Belajar Praktis Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas VII Semester 2, (Klaten:VIVA PAKARINDO) hlm. 53
2. Tim Penyusun, Belajar Praktis Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas VII Semester 2, (Klaten:VIVA PAKARINDO) hlm. 54
Tentang Taman Pustaka
Taman Pustaka adalah website yang membahas tentang pelajaran sekolah, madrasah dan pengetahuan umum. Taman Pustaka juga sebagai media pembelajaran bagi para siswa, santri, mahasiswa, serta masyarakat umum yang ingin mengembangkan pengetahuan. pada setiap artikel di taman pustaka di lengkapi gambar dan video agar kandungan materi dalam artikel dapat lebih mudah dipelajari.