IPAS KELAS 5
Mengenal Atmosfer Dan Hidrosfer - Pentingnya Bagi Kehidupan Di Bumi
08 - Februari - 2025 157 Share :Pelajari atmosfer & hidrosfer, perannya dalam kehidupan, lapisan, fungsi, serta siklus hidrologi yang menjaga keseimbangan air di Bumi.

Atmosfer dan hidrosfer merupakan dua komponen utama yang berperan dalam menopang kehidupan di bumi. Atmosfer menyediakan oksigen untuk bernapas, melindungi bumi dari radiasi berbahaya, serta mengatur suhu agar tetap stabil. Sementara itu, hidrosfer mencakup seluruh air yang ada di bumi, baik dalam bentuk cair, padat, maupun gas, yang mendukung siklus kehidupan. Memahami kedua lapisan ini akan membantu kita mengerti bagaimana lingkungan bekerja dan bagaimana manusia dapat menjaga keseimbangannya.
1. Pengertian Atmosfer dan Komposisinya
Atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi, mulai dari permukaan hingga sekitar 560 km ke luar angkasa. Atmosfer tersusun dari nitrogen (78,17%), oksigen (20,97%), serta gas lain seperti argon, karbon dioksida, dan uap air. Selain sebagai sumber udara bagi makhluk hidup, atmosfer juga berfungsi sebagai pelindung dari radiasi sinar ultraviolet serta menjaga suhu bumi agar tetap stabil.
2. Lapisan-Lapisan Atmosfer
Atmosfer bumi terdiri dari lima lapisan utama, yaitu:
a. Troposfer
Lapisan ini berada paling dekat dengan permukaan bumi dengan ketebalan sekitar 15 km. Di sinilah berbagai fenomena cuaca seperti hujan, angin, dan badai terjadi. Troposfer mengandung sekitar 75% dari seluruh massa atmosfer bumi serta hampir semua uap air yang berperan dalam pembentukan awan dan presipitasi. Tekanan udara dan suhu di lapisan ini cenderung menurun seiring dengan bertambahnya ketinggian, yang menyebabkan udara di puncak gunung lebih dingin dibandingkan di permukaan laut.
Selain sebagai tempat terjadinya cuaca, troposfer juga memiliki peran penting dalam sirkulasi udara global. Udara hangat dari daerah tropis naik ke atas dan bergerak menuju kutub, sedangkan udara dingin dari kutub mengalir ke arah khatulistiwa, menciptakan sistem angin global. Aktivitas manusia, seperti emisi gas rumah kaca, dapat mempengaruhi keseimbangan troposfer, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim global.
b. Stratosfer
Lapisan ini berada pada ketinggian sekitar 11 km hingga 50 km di atas permukaan bumi. Salah satu karakteristik utama stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon, yang berfungsi menyerap radiasi ultraviolet (UV) dari matahari. Tanpa lapisan ozon ini, radiasi UV yang berlebihan dapat merusak DNA makhluk hidup dan meningkatkan risiko kanker kulit serta gangguan kesehatan lainnya.
Berbeda dengan troposfer, suhu di stratosfer justru meningkat seiring dengan bertambahnya ketinggian. Hal ini terjadi karena molekul ozon menyerap energi dari radiasi matahari dan melepaskannya dalam bentuk panas. Lapisan ini juga sangat stabil dan hampir tidak mengalami turbulensi, sehingga sering digunakan sebagai jalur penerbangan pesawat komersial untuk menghindari gangguan cuaca yang terjadi di troposfer.
c. Mesosfer
Lapisan ini berada di atas stratosfer dengan ketebalan sekitar 50 km. Suhu di mesosfer semakin dingin seiring dengan ketinggian, bahkan bisa mencapai -90°C atau lebih rendah. Salah satu fenomena unik yang terjadi di mesosfer adalah terbentuknya awan noctilucent, yaitu awan yang bersinar pada malam hari karena pantulan cahaya matahari dari balik horizon.
Selain itu, mesosfer berfungsi sebagai pelindung bumi dari benda-benda luar angkasa, seperti meteor kecil. Ketika meteor memasuki atmosfer bumi, gesekan dengan udara di mesosfer menyebabkan panas yang cukup besar hingga akhirnya meteor terbakar dan terlihat sebagai bintang jatuh. Tanpa mesosfer, bumi akan lebih sering terkena dampak langsung dari meteor dan benda langit lainnya.
d. Termosfer
Lapisan ini berada di atas mesosfer dengan ketebalan sekitar 500 km. Suhu di termosfer sangat tinggi dan dapat mencapai ribuan derajat Celsius karena molekul udara di lapisan ini menyerap radiasi dari matahari. Meskipun suhunya sangat panas, kepadatan udara di termosfer sangat rendah, sehingga manusia tidak akan merasakan panas seperti di permukaan bumi jika berada di lapisan ini.
Salah satu fenomena terkenal yang terjadi di termosfer adalah aurora, yaitu cahaya warna-warni yang muncul di langit dekat kutub utara dan selatan akibat interaksi antara partikel bermuatan dari matahari dengan medan magnet bumi. Selain itu, banyak satelit komunikasi dan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengorbit di lapisan ini karena kepadatan udara yang rendah mengurangi hambatan aerodinamis.
e. Eksosfer
Lapisan ini merupakan lapisan terluar atmosfer bumi yang berbatasan langsung dengan luar angkasa. Di sinilah molekul-molekul gas mulai tersebar begitu luas hingga akhirnya lepas ke ruang angkasa. Eksosfer terdiri dari gas-gas ringan seperti hidrogen dan helium, yang dapat bergerak dengan kecepatan tinggi tanpa sering bertabrakan dengan molekul lain.
Karena gravitasi bumi semakin lemah di eksosfer, banyak satelit komunikasi dan cuaca ditempatkan di lapisan ini untuk menghindari gangguan atmosferik yang lebih padat di bawahnya. Cahaya zodiakal, yaitu cahaya redup yang terlihat di langit malam, juga berasal dari refleksi sinar matahari oleh partikel debu di eksosfer. Meskipun berada di bagian atmosfer, batas pasti antara eksosfer dan luar angkasa sulit ditentukan karena gas-gas di sini perlahan bercampur dengan medium antariksa.
3. Fungsi Atmosfer bagi Kehidupan
- Menyediakan oksigen untuk bernapas.
- Menyerap radiasi ultraviolet.
- Menjaga keseimbangan suhu bumi.
4. Pengertian Hidrosfer dan Siklus Hidrologi
Hidrosfer adalah seluruh bagian bumi yang mengandung air, termasuk lautan, sungai, danau, air tanah, salju, gletser, serta uap air di atmosfer. Lapisan ini mencakup sekitar 71% dari permukaan bumi, menjadikannya elemen utama dalam menopang kehidupan. Hidrosfer berperan penting dalam berbagai ekosistem dengan menyediakan habitat bagi organisme perairan serta mendukung aktivitas manusia, seperti pertanian, industri, dan kebutuhan rumah tangga.
Salah satu proses alami yang menjaga keseimbangan air di bumi adalah siklus hidrologi. Siklus ini menggambarkan pergerakan air melalui berbagai tahap, dimulai dari evaporasi akibat panas matahari, kondensasi membentuk awan, hingga presipitasi dalam bentuk hujan atau salju yang kemudian kembali ke permukaan bumi. Proses ini memastikan bahwa air tetap tersedia untuk berbagai kebutuhan, baik bagi makhluk hidup maupun untuk menjaga kestabilan iklim global.

Selain itu, siklus hidrologi juga memiliki peran dalam mengatur suhu bumi dan mengurangi dampak pemanasan global. Air yang menguap dari lautan dapat membantu menyerap panas berlebih, sementara curah hujan membantu menjaga kesuburan tanah serta suplai air bersih bagi kehidupan. Gangguan terhadap hidrosfer, seperti polusi air dan perubahan iklim, dapat berdampak besar terhadap kelangsungan siklus hidrologi dan kehidupan di bumi. Oleh karena itu, menjaga kualitas air dan ekosistemnya menjadi tanggung jawab bersama untuk keberlanjutan lingkungan.

5. Proses-Proses dalam Siklus Hidrologi
a. Evaporasi dan Transpirasi
Evaporasi adalah proses di mana air dari permukaan laut, sungai, danau, serta tanah berubah menjadi uap air akibat pemanasan oleh sinar matahari. Proses ini merupakan langkah awal dalam siklus hidrologi dan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan jumlah air di atmosfer. Selain dari perairan terbuka, evaporasi juga terjadi dari permukaan tanah yang lembap serta permukaan benda lainnya yang mengandung air. Semakin tinggi suhu udara, semakin cepat proses penguapan terjadi, yang dapat meningkatkan kadar uap air di atmosfer dan berkontribusi pada pembentukan awan.
Selain evaporasi, transpirasi juga berperan dalam pelepasan uap air ke atmosfer. Transpirasi adalah proses penguapan air yang terjadi melalui stomata atau pori-pori kecil pada daun tumbuhan. Tumbuhan menyerap air dari tanah melalui akar, lalu menggunakannya untuk fotosintesis dan metabolisme sebelum melepaskan kelebihan air dalam bentuk uap. Proses ini membantu menjaga suhu tumbuhan dan berperan dalam siklus air global. Evaporasi dan transpirasi sering digabungkan dalam istilah evapotranspirasi, yang menggambarkan total penguapan air dari tanah dan vegetasi ke atmosfer.
b. Presipitasi
Presipitasi adalah proses di mana uap air yang terkondensasi di atmosfer jatuh kembali ke bumi dalam bentuk hujan, salju, embun, atau hujan es. Proses ini terjadi ketika awan yang terbentuk dari uap air mengalami pendinginan hingga mencapai titik jenuh, menyebabkan partikel air bergabung menjadi tetesan yang lebih besar dan akhirnya jatuh ke permukaan bumi akibat gaya gravitasi. Faktor seperti suhu udara dan tekanan atmosfer menentukan bentuk presipitasi yang terjadi, misalnya, suhu dingin di daerah kutub menyebabkan presipitasi dalam bentuk salju, sementara di daerah tropis lebih banyak terjadi hujan.
Presipitasi berperan penting dalam menjaga ketersediaan air di daratan, mengisi kembali sumber air seperti sungai, danau, serta air tanah. Selain itu, hujan membantu mendukung pertumbuhan tanaman dan mengatur suhu lingkungan. Namun, presipitasi yang berlebihan dapat menyebabkan bencana seperti banjir dan tanah longsor, terutama jika sistem drainase alami dan buatan tidak mampu menampung volume air yang turun. Oleh karena itu, memahami pola presipitasi sangat penting dalam pengelolaan air dan mitigasi bencana alam.
c. Infiltrasi dan Aliran Permukaan
Setelah presipitasi terjadi, sebagian air meresap ke dalam tanah melalui proses yang disebut infiltrasi. Air yang masuk ke dalam tanah ini akan diserap oleh akar tumbuhan atau bergerak lebih dalam hingga menjadi air tanah yang mengisi akuifer. Tingkat infiltrasi dipengaruhi oleh jenis tanah, vegetasi, dan kemiringan lahan. Tanah berpasir cenderung memiliki tingkat infiltrasi yang lebih tinggi dibandingkan tanah liat, yang lebih padat dan sulit ditembus air. Infiltrasi berperan dalam menjaga ketersediaan air tanah, yang merupakan sumber utama air minum dan irigasi di banyak wilayah.
Namun, tidak semua air yang jatuh ke bumi dapat meresap ke dalam tanah. Sebagian air mengalir di permukaan tanah membentuk aliran permukaan atau runoff, yang bergerak melalui sungai dan akhirnya kembali ke laut. Aliran permukaan ini berkontribusi dalam pembentukan Daerah Aliran Sungai (DAS), yang menjadi jalur alami bagi air hujan untuk mengalir ke perairan yang lebih besar. Jika aliran permukaan berlebihan, dapat terjadi erosi tanah dan sedimentasi yang mengurangi kualitas air di sungai. Oleh karena itu, pengelolaan daerah aliran sungai yang baik sangat penting untuk mencegah banjir, erosi, dan pencemaran air.
6. Peran Hidrosfer dalam Kehidupan
1. Menyediakan Air bagi Makhluk Hidup
Hidrosfer memiliki peran utama dalam menyediakan air bagi semua makhluk hidup di bumi. Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, hewan, dan tumbuhan untuk bertahan hidup. Manusia menggunakan air untuk minum, memasak, mandi, dan kegiatan sehari-hari lainnya. Hewan juga sangat bergantung pada air untuk menjaga keseimbangan suhu tubuh serta menjalankan fungsi fisiologisnya. Tumbuhan memerlukan air untuk menyerap nutrisi dari tanah dan mendukung proses pertumbuhan. Selain itu, ekosistem perairan seperti sungai, danau, dan laut menjadi habitat bagi berbagai organisme, termasuk ikan, plankton, dan tumbuhan air yang membentuk rantai makanan alami.
Tidak hanya untuk konsumsi langsung, air dari hidrosfer juga digunakan dalam berbagai sektor industri dan pertanian. Sumber air dari sungai dan danau dimanfaatkan untuk irigasi pertanian guna memastikan tanaman mendapatkan cukup air untuk tumbuh dengan optimal. Industri manufaktur dan energi juga sangat bergantung pada air dalam proses produksinya. Oleh karena itu, menjaga kualitas air dan ketersediaannya menjadi hal yang sangat penting agar kehidupan di bumi tetap berjalan dengan baik.
2. Membantu Proses Fotosintesis pada Tumbuhan
Tumbuhan memerlukan air sebagai salah satu komponen utama dalam proses fotosintesis, yang merupakan proses pembuatan makanan mereka sendiri. Dalam fotosintesis, tumbuhan menyerap air dari tanah melalui akar dan membawanya ke daun melalui jaringan pembuluh. Di dalam daun, air bergabung dengan karbon dioksida dan energi matahari untuk menghasilkan glukosa dan oksigen. Oksigen yang dilepaskan oleh tumbuhan kemudian digunakan oleh makhluk hidup lainnya untuk bernapas, menjadikan fotosintesis sebagai proses yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Selain menghasilkan oksigen, fotosintesis juga membantu menyerap karbon dioksida dari atmosfer, yang berkontribusi dalam mengurangi efek gas rumah kaca dan perubahan iklim. Tumbuhan yang tumbuh subur dengan cukup air juga berperan dalam menjaga kesuburan tanah dan mencegah erosi. Oleh karena itu, ketersediaan air dari hidrosfer sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan dan ekosistem di sekitarnya.
7. Kesimpulan
Atmosfer dan hidrosfer adalah dua elemen penting dalam menjaga keseimbangan kehidupan di bumi. Atmosfer melindungi dari radiasi berbahaya dan menyediakan oksigen, sementara hidrosfer mendukung berbagai proses biologis dan ekosistem. Menjaga keberlanjutan kedua komponen ini sangat penting agar bumi tetap menjadi tempat yang layak huni.

Aristo Bharata
Founder tamanpustaka.com & guru di UPTD SPF SDN Sekarputih 1 Kecamatan Tegalampel Bondowoso