Belajar Dari Mana Saja di tamanpustaka.com

Saat ini ada lebih dari 186 artikel gratis yang tersedia

Mulai Belajar

IPA KELAS 6

Keseimbangan Ekosistem

02 - September - 2021  4132  Share :

Air yang tercemar dapat mematikan makhluk hidup yang menggunakannya. Kebanyakan penyebab pencemaran adalah karena aktivitas manusia. Aktivitas yang seperti apakah itu? Ayo, kita pelajari Keseimbangan Ekosistem.


A. Aktivitas Manusia yang Memengaruhi Keseimbangan Ekosistem

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Keseimbangan ekosistem akan menciptakan kehidupan yang harmonis antara alam dan        makhluk hidup penghuninya.

Tuhan menciptakan alam yang secara alami mengontrol keseimbangan ekosistem melalui proses kelahiran, kematian, dan perpindahan energi suatu individu. Akan tetapi, baik secara sadar maupun tidak sadar ada aktivitas manusia yang dapat mengganggu control alami terhadap keseimbangan ekosistem.

Pada matri ini mari kita akan mempelajari

1. Penebangan Hutan Secara Liar

Penebangan Hutan Secara Liar

Meningkatnya kebutuhan kayu mengakibatkan hutan ditebang secara besar-besaran. Tanah menjadi tidak terlindungi. Tanpa akar tanaman yang menjaga tanah, tanah akan mudah terjadi longsor. Adakalanya longsoran jatuh ke sungai. Akibatnya, air sungai menjadi keruh. Sinar matahari tidak sampai pada tumbuhan dalam air. Akibatnya, tumbuhan itu tidak dapat berfotosintesis dan lama-kelamaan mati.

Penebangan liar juga mengakibatkan berkurangnya wilayah resapan air. Akibatnya, timbul bencana banjir dan tanah longsor. Banjir membawa kerugian pada manusia. Kerugian apakah itu? Coba kamu sebutkan!

2. Pembuangan Sampah atau Limbah

Pembuangan Sampah atau Limbah

Sampah atau limbah mengandung zat-zat kimia yang berbahaya. Manusia sering membuang sampah atau limbah secara sembarangan. Misalnya, membuang sampah ke sungai. Akibatnya, sungai tercemar dan air tidak dapat digunakan. Makhluk hidup akan kesulitan mencari air bersih. Padahal air bersih sangat diperlukan.

3. Pembakaran Hutan 

Pembakaran Hutan 

kegiatan pertanian seperti ladang yang berpindah-pindah menyebabkan rusaknya ekosistem. Mengapa? Dibutuhkan lahan yang luas bagi kegiatan berladang. Hal ini memicu kebakaran hutan. Pembakaran dilakukan karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan cara biasa, yaitu menebangi hutan.

Akibat dari pembakaran ini dapat di tebak. Hewan hewan liar banyak yang mati ataupun kehilangan tempat tinggal. Aneka ragam tumbuhan juga mati. Bencana ini diperparah oleh asap yang mencemari udara. Udara Tidak lagi sehat untuk bernapas. Kabut asap menghalangi pandangan. Akibatnya, transportasi darat, laut, dan udara terganggu.

4. Penambangan

Penambangan

Di Indonesia usaha penambangan mengakibatkan 10% dari kerusakan lingkungan hutan nasional. Metode penambangan terbuka (open pit) pertambangan emas mengubah hutan hujan lebat menjadi gurun tandus dan mati. Akibatnya, tidak ada lagi tumbuhan yang bisa hidup di sana. Selain itu, limbah sisa pertambangan menyebabkan sungai menjadi keruh dan coklat. Begitu pula zat kimia yang digunakan dalam proses penambangan. Jika dibuang ke aliran sungai maka akan membunuh ikan dan satwa lainnya.

Baca juga : Materi IPA Kelas 6

5. Penggunaan Pupuk Dan Pestisida yang Berlebihan

Penggunaan Pupuk Dan Pestisida yang Berlebihan

 Pupuk merupakan penyubur tanaman. Pupuk menyediakan zat tambahan yang diperlukan tanaman. Pupuk dikelompokkan menjadi 2, yaitu pupuk organic dan anorganik. Pupuk organik berasal dari kotoran hewan atau sisa tumbuhan. Pupuk anorganik dibuat dari bahan kimia.

Pemberian pupuk sangat diperlukan untuk meningkatkan mutu hasil pertanian. Demikian pula dengan pestisida. Pestisida adalah zat beracun pembasmi hama. Hama adalah musuh alami tanaman. Termasuk adalah serangga,hewan pengerat, cacin parasite, jamur, dan virus. Hama tersebut dapat dibasmi dengan pestisida.

Penggunaan pupuk anorganik maupun pestisida yang berlebihan dapat menimbulkan bencana. Kandungan zat kimianya dapat bersifat racun bagi manusia. Kandungan zat kimia dapat pula terbawa air hujan ke sungai. Zat-zat berbahaya ini dapat membunuh makhluk hidup di air. Ekosistem perairan pun menjadi rusak. 

DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) digunakan untuk membunuh serangga. DDT tidak larut di dalam air. Namun, DDT mudah larut dalam lemak dan jaringan lemak. Semakin bertumpuknya DDT di dalam tubuh dapat berbahaya. Pada manusia, DDT dapat menyababkan kelemahan otot dan kejang-kejang. DDT bahkan menyebabkan kematian.

6. Pembangunan Industri

Pembangunan Industri

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia banyak mendirikan pabrik atau industri. Akibatnya lingkungan menerima dampak kerusakan. Mengapa?

  • Industri-industri seringkali dibangun di wilayah pertanian produktif. Misalnya di daerah persawahan dan ladang. Hal ini mengakibatkan kerusakan ekosistem di sawah dan ladang.
  • Limbah industri berupa asap dibuang ke udara. Akibatnya udara di sekitar pabrik menjadi kotor.
  • Industri-industri besar memerlukan banyak air. Mereka membuat sumur-sumur bor yang berdaya sedot besar. Hal ini berakibat semakin menyusutnya persediaan air tanah.

7. Perburuan Liar

Perburuan Liar

Perburuan liar menyebabkan hewan-hewan liar berkurang jumlahnya. Hewan tersebut lama-kelamaan akan punah. Perburuan ini juga mengakibatkan rusaknya ekosistem. Pada akhirnya sudah tentu merugikan manusia sendiri. Sebagai contoh, manusia gemar berburu rusa. Tujuannya untuk diambil daging, tanduk, dan kulitnya. Perlahan-lahan jumlah rusa pun akan berkurang. Harimau dan macan akhirnya menjajah ternak-ternak penduduk. Tidak jarang pula kasus penyerangan terhadap penduduk.

8. Menangkap ikan secara liar

Menangkap ikan secara liar

Ada berbagai cara menangkap ikan dilaut. Ada cara penangkapan yang mengganggu ekosistem. Berikut ini cara-cara yang dimaksud tersebut.

  • Penggunaan Pukat Harimau.

Penggunaan pukat harimau telah dilarang oleh pemerintah. Pukat harimau dapat menjaring semua organisme laut. Dari yang besar sampai yang kecil. Yang muda maupun dewasa. Hal tersebut mengakibatkan proses regenerasi ikan. Produksi ikan lama- kelamaan menurun. Nelayan tradisional menjadi berkurang penghasilannya.

  • Penangkapan Ikan Saat Musim Kawin

Saat musim kawin, ikan dewasa siap melakukan perkembangbiakan. Penangkapan ikan pada musim kawin menghambat regenerasi ikan. Ikan yang tertangkap belum sempat berkembangbiak. Akibatnya, sedikit demi sedikit jumlah ikan makin merosot. Jenis ikan tertentu lama-kelamaan bisa punah.

  • Penggunaan Dinamit untuk Menangkap Ikan

Penggunaan dinamit bertujuan untuk memperoleh ikan sebanyak-banyaknya. Akan tetapi, kelangsungan hidup ikan tidak diperhatikan. Ikan yang diperoleh dengan penggunaan dinamit memang berlimpah. Akan tetapi, cara ini ikut membunuh ikan muda. Selain itu juga merusak terumbu karang di sekitar. Himpunan terumbu karang di Indonesia diperkirakan seluas 60.000 km2 persegi. Ada beragam jenis dan bentuk serta warna-warni yang indah. Kini sebagian besar terumbu rusak akibat dinamit.

Sumber


*) Dikutip dari berbagai sumber

Ditulis oleh :


Uwais Nur Alifaturachman

Uwais Nur Alifaturachman

follow IG : unaa_lif

Fitur Baru di tamanpustaka.com

Dapatkan Media Pembelajaran dan Aplikasi Pendukung Administrasi Sekolah Secara GRATIS.

Artikel Terbaru Lainnya

Temukan pilihan artikel terbaru lainnya yang telah kami siapkan khusus untuk Anda. Temukan beragam topik menarik, inspirasi, dan informasi terkini yang sayang untuk dilewatkan!

Temukan dan Ikuti Kami 

Terhubung lebih dekat dengan kami melalui media sosial! Dapatkan update terkini, informasi menarik, dan konten eksklusif langsung di feed Anda. Ikuti kami di semua platform favorit Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami!

Tentang tamanpustaka.com

tamanpustaka.com menyajikan materi pelajaran, pengetahuan umum, serta media pembelajaran lengkap dengan gambar dan video untuk siswa hingga masyarakat umum.