BAHASA INDONESIA KELAS 4
Mengenal Teks Narasi Dan Cara Memahaminya Untuk Siswa SD Fase B
26 - Juni - 2025 286 Share :Pelajari teks narasi SD secara mudah. Materi teks narasi kelas 4 dilengkapi dengan contoh dan cara memahami teks narasi anak SD.

Mengenal Teks Narasi dan Cara Memahaminya untuk Siswa SD Fase B
Cerita selalu jadi bagian yang menyenangkan saat belajar Bahasa Indonesia. Banyak guru dan siswa merasakan bahwa membacakan cerita di kelas bisa membangun suasana yang hangat, menyentuh perasaan, sekaligus memperkaya kosa kata. Di kelas 4 SD, pembelajaran mulai diarahkan untuk memahami struktur dan makna dari teks narasi, tidak hanya sekadar membaca atau mendengar.
Penulis artikel ini adalah guru senior di sekolah dasar dengan pengalaman lebih dari 10 tahun membimbing siswa memahami berbagai jenis teks, termasuk teks narasi. Berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran Fase B dan pendekatan Kurikulum Merdeka, artikel ini disusun untuk membantu guru dalam menyajikan materi secara aplikatif dan menyenangkan, serta membantu siswa memahami teks narasi SD dengan cara yang sederhana dan kontekstual.
Dalam artikel ini, pembaca akan menemukan penjelasan yang jelas, contoh cerita yang relevan dengan dunia anak-anak, dan langkah-langkah praktis yang bisa langsung diterapkan di kelas. Semua materi disusun berdasarkan referensi terpercaya dan praktik pembelajaran nyata di ruang kelas. Guru dapat menggunakan artikel ini sebagai sumber rujukan, dan siswa bisa membacanya untuk belajar mandiri atau bersama orang tua di rumah.
Apa Itu Teks Narasi?
Pernah dengar cerita tentang Kancil yang cerdik atau petualangan seekor kucing lucu? Nah, cerita-cerita seperti itu disebut teks narasi. Teks narasi adalah jenis teks yang menyampaikan cerita berdasarkan urutan waktu—mulai dari awal, tengah, sampai akhir. Biasanya, cerita ini punya tokoh utama, kejadian seru, dan tentu saja, pesan moral di dalamnya.
Di kelas 4 SD, para siswa mulai diajak untuk tidak hanya membaca cerita, tapi juga memahami isi dan maknanya. Dalam materi teks narasi kelas 4, guru membantu siswa mengenali bagaimana cerita dibangun: siapa tokohnya, di mana kejadiannya berlangsung, dan apa pesan yang ingin disampaikan. Ini semua adalah bagian dari belajar memahami teks narasi secara utuh dan menyenangkan.
Berdasarkan pengalaman kami sebagai pengajar yang sering menemani siswa membaca dan menulis cerita, kami tahu bahwa teks narasi punya kekuatan besar untuk menumbuhkan imajinasi anak. Cerita juga membuat pembelajaran jadi lebih hidup, karena siswa bisa tertawa, terharu, bahkan terinspirasi dari kisah-kisah sederhana yang dekat dengan dunia mereka.
Tujuan utama dari teks narasi bukan cuma untuk hiburan, tapi juga untuk menyampaikan pesan, nilai, atau pelajaran hidup. Teks narasi bisa berbentuk dongeng, cerita rakyat, pengalaman pribadi, hingga cerita imajinatif yang dibuat sendiri oleh siswa. Yang penting, alurnya jelas dan ceritanya mudah diikuti.
Jadi, kalau kamu suka membaca cerita dan ingin tahu bagaimana cara membuat cerita yang seru dan bermakna, teks narasi adalah tempat yang tepat untuk mulai belajar!
Ciri-Ciri Teks Narasi
Supaya kita bisa mengenali mana teks narasi dan mana yang bukan, kita perlu tahu dulu ciri-cirinya. Guru-guru biasanya menyebut ini sebagai "komponen penting dalam sebuah cerita". Nah, kalau kamu menemukan beberapa hal ini dalam sebuah teks, kemungkinan besar itu adalah teks narasi.
- Memiliki alur cerita: Setiap teks narasi pasti punya jalan cerita yang runtut. Dimulai dari pengenalan, ada konflik atau masalah, lalu berakhir dengan penyelesaian. Jadi ceritanya tidak loncat-loncat, ya!
- Ada tokoh, latar, dan konflik: Tokoh adalah siapa yang diceritakan. Latar menjelaskan di mana dan kapan cerita terjadi. Konflik adalah masalah atau tantangan yang dialami tokoh. Inilah yang membuat cerita jadi menarik untuk diikuti.
- Berurutan berdasarkan waktu: Ceritanya ditulis mengikuti urutan waktu, misalnya dari pagi ke siang, atau dari kejadian awal ke kejadian berikutnya. Ini membantu pembaca membayangkan jalannya cerita.
- Bertujuan menyampaikan pesan atau hiburan: Selain seru dibaca, teks narasi biasanya mengandung pesan moral. Kadang lucu, kadang menyentuh hati, tapi tetap membawa pelajaran di akhir cerita.
- Mengandung unsur perasaan dan imajinasi: Teks narasi membuat kita ikut merasa—bisa tertawa, tegang, bahkan sedih bersama tokoh cerita. Imajinasi juga penting, karena cerita bisa berasal dari khayalan atau dunia fantasi.
Dari pengalaman kami sebagai pendidik, mengenalkan ciri-ciri ini secara perlahan sambil membacakan cerita akan membuat siswa lebih cepat paham. Guru juga bisa meminta siswa menyebutkan ciri-ciri ini saat menganalisis cerita sederhana di kelas. Cara ini terbukti membantu anak lebih aktif dalam membaca dan menulis cerita sendiri.
Contoh Teks Narasi Anak SD
Setelah memahami pengertian dan ciri-ciri teks narasi, sekarang saatnya membaca contoh nyata. Contoh cerita pendek seperti ini sangat cocok digunakan guru saat memperkenalkan teks narasi di kelas. Cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari membuat siswa lebih mudah menghubungkan isi cerita dengan pengalaman mereka sendiri.
Judul: Sepeda Merah Rafi
Pagi itu, Rafi terbangun lebih awal dari biasanya. Ia merasa ada yang berbeda. Saat keluar dari kamar, matanya langsung tertuju pada sebuah sepeda merah mengilap yang berdiri manis di ruang tamu. “Ayah... sepeda ini untuk siapa?” tanyanya dengan mata berbinar.
Ayah tersenyum dan menjawab, “Untukmu, Nak. Hadiah karena kamu sudah rajin belajar dan membantu Ibu di rumah.”
Rafi melompat kegirangan. Tanpa menunggu lama, ia mengenakan helm kesayangannya dan langsung mengayuh sepeda barunya mengelilingi taman depan rumah. Angin pagi menyambutnya dengan lembut, membuat hatinya makin bahagia.
Sore harinya, Rafi membersihkan sepedanya dengan hati-hati. “Aku janji akan merawatmu baik-baik,” bisiknya pada sepeda merahnya sambil tersenyum.
Cerita sederhana seperti ini punya struktur lengkap: ada pengenalan tokoh, kejadian yang menyenangkan, dan penutup yang memberikan pesan. Guru bisa menggunakannya sebagai bahan diskusi di kelas. Tanyakan kepada siswa:
- Siapa tokoh utama dalam cerita?
- Apa kejadian penting yang dialami Rafi?
- Bagaimana perasaan Rafi saat mendapat sepeda?
- Apa nilai atau pesan yang bisa kita ambil dari cerita ini?
Dari pengalaman kami mendampingi siswa belajar menulis, cerita seperti ini bisa menjadi jembatan yang menyenangkan sebelum mereka membuat cerita sendiri. Guru juga bisa mendorong siswa untuk menulis cerita berdasarkan pengalaman pribadi, seperti liburan ke rumah nenek, pergi ke taman, atau saat ulang tahun.
Belajar memahami teks narasi tak harus rumit. Dengan cerita sederhana yang menyentuh dunia anak-anak, siswa dapat belajar struktur teks, mengembangkan imajinasi, dan mengungkapkan perasaan lewat tulisan. Yuk, ajak siswa menulis cerita mereka sendiri hari ini!
Langkah Memahami Teks Narasi
Kadang, saat membaca cerita, kita merasa senang tapi belum tentu paham seluruh isi ceritanya. Supaya kita bisa benar-benar mengerti apa yang disampaikan dalam teks narasi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dengan mudah di kelas atau di rumah. Langkah-langkah ini berdasarkan pengalaman mengajar puluhan siswa SD yang awalnya kesulitan memahami cerita, tapi perlahan-lahan jadi lebih percaya diri membaca dan menceritakan kembali isi bacaan mereka.
- Baca cerita dengan saksama.
Jangan terburu-buru! Baca pelan-pelan dan nikmati ceritanya. Perhatikan siapa saja tokohnya, apa yang mereka alami, dan bagaimana cerita itu berakhir. Ini membantu kamu memahami jalan ceritanya dari awal sampai selesai. - Temukan ide pokok cerita.
Setiap cerita pasti punya pesan utama. Bisa tentang kejujuran, persahabatan, atau pentingnya menolong orang lain. Guru bisa membantu siswa menemukan makna cerita dengan cara bertanya, “Menurutmu, apa sih pelajaran dari cerita ini?” - Gunakan pertanyaan bantu.
Untuk lebih paham, kamu bisa gunakan 6 pertanyaan ajaib: siapa tokohnya, apa yang terjadi, di mana dan kapan kejadiannya, mengapa itu terjadi, dan bagaimana penyelesaiannya. Pertanyaan ini membuat isi cerita jadi lebih mudah diingat. - Ceritakan kembali dengan kata-katamu sendiri.
Setelah membaca, coba deh cerita ulang ke temanmu atau tulis kembali isi cerita dengan gayamu sendiri. Ini akan melatih kemampuanmu dalam berbicara dan menulis. - Diskusikan bersama teman atau guru.
Cerita jadi lebih seru kalau dibahas bareng. Kamu bisa tanya pendapat teman, atau mendengarkan penjelasan dari guru. Kadang, orang lain bisa melihat hal-hal menarik yang kita lewatkan!
Langkah-langkah di atas sangat berguna untuk membangun kemampuan berpikir kritis dan memperkuat pemahaman bacaan. Guru dapat menggunakannya sebagai strategi membaca terpandu, sementara siswa bisa mempraktikkannya dalam kegiatan membaca harian.
Dari pengalaman kami mengajar di kelas, siswa yang rutin berlatih dengan langkah ini lebih cepat memahami teks, percaya diri saat menyampaikan isi cerita, dan lebih siap saat diminta menulis cerita sendiri. Yuk, dicoba di kelas atau di rumah bersama orang tua!
Penutup dan Refleksi
Teks narasi bukan sekadar materi Bahasa Indonesia yang harus dikuasai. Lebih dari itu, teks narasi adalah jendela imajinasi, alat komunikasi perasaan, dan cara untuk memahami dunia dengan cara yang menyenangkan. Dari cerita sederhana tentang seekor kucing hingga kisah petualangan di dunia dongeng, setiap teks narasi membawa nilai dan pesan yang bisa memperkaya hati dan pikiran anak-anak.
Berdasarkan pengalaman kami sebagai guru di kelas dasar, mengenalkan teks narasi secara menyenangkan sangat berdampak pada perkembangan bahasa anak. Mereka menjadi lebih percaya diri, senang berbicara di depan teman, dan bahkan mulai mencoba menulis cerita mereka sendiri. Guru bisa memulai dari hal sederhana: membacakan cerita pendek, mengajak siswa berdiskusi, lalu menantang mereka untuk menulis cerita versi mereka sendiri. Proses ini menyenangkan dan penuh makna.
Di era Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran kontekstual dan menyenangkan, memahami teks narasi menjadi salah satu keterampilan dasar yang penting. Maka dari itu, mari jadikan pembelajaran narasi bukan sekadar kegiatan membaca, tapi sebagai cara menumbuhkan minat baca, empati, dan kreativitas pada siswa.
Jika artikel ini bermanfaat, silakan bagikan kepada rekan guru, wali murid, atau komunitas belajar Anda. Gunakan materi ini saat mengajar di kelas atau saat mendampingi anak belajar di rumah. Anda juga bisa mendownload versi PDF-nya untuk dicetak atau disisipkan ke modul pembelajaran.
Yuk, kita bantu anak-anak Indonesia tumbuh menjadi generasi yang suka membaca, pandai bercerita, dan mampu mengekspresikan pikirannya dengan santun dan penuh imajinasi.

Aristo Bharata
Founder tamanpustaka.com & guru di UPTD SPF SDN Sekarputih 1 Kecamatan Tegalampel Bondowoso