Belajar Dari Mana Saja di tamanpustaka.com

Mulai Belajar

SEJARAH KELAS 10

Sejarah Indonesia 3

Uwais Nur Alifaturachman, 11 - September - 2024 72

sejarah Manusia Diakronik Singkronik kronologi Historiografi Sumber sejarah


blogs-images

b. Sejarah dalam Dimensi Ruang dan Waktu

Ketika kalian belajar dari berbagai aktivitas dan materi sebelumnya, tentu ada hal yang kalian perhatikan, yaitu mengapa dalam sejarah akan dituliskan tentang waktu dan tempat? Perhatikanlah berbagai tulisan sejarah, hal apa saja yang dikaji? 

Dalam ilmu sejarah, dimensi ruang atau spasial merujuk pada tempat suatu peristiwa terjadi. Dimensi ruang menjelaskan tentang kondisi dan situasi suatu peristiwa terjadi. Dimensi ruang sejarah dapat berdasarkan skala lokal, nasional, maupun global. Lokasi atau wilayah kalian tinggal, selalu memiliki sejarah lokal. Walaupun terjadi pada tingkat lokal, peristiwa tersebut seringkali berkaitan dengan berbagai kejadian di tingkat nasional maupun global. Sebagai contoh, tumbuhnya kesadaran nasionalisme dalam pergerakan nasionalisme Indonesia pada masa 1908-1945 di suatu daerah dipengaruhi atau terinspirasi dari berbagai perjuangan melawan kolonialisme dan imperalisme di dunia. 

Dimensi waktu merujuk pada kapan suatu peristiwa terjadi. Dimensi waktu dapat berupa detik, jam, hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad pada masa lampau yang menunjukkan kapan suatu peristiwa terjadi. Waktu juga ditandai oleh peristiwa lain yang terjadi bersamaan dengan peristiwa itu sendiri. Misalnya, ada orang menandai waktu kelahirannya dengan peristiwa lain yang bersamaan terjadinya seperti peristiwa bencana, misalnya gunung meletus. Ringkasnya, ilmu sejarah mengkaji berbagai peristiwa dan manusia berdasarkan aspek waktu. 

Berdasarkan Kuntowijoyo (2013), terdapat empat hal yang dipelajari dalam sejarah dari segi waktu yaitu 1 Perkembangan: 2. Kesinambungan, 3. Pengulangan: dan 4. Perubahan. Ilmu sejarah mempelajari bagaimana suatu peristiwa berkembang dan berkesinambungan dalam kurun waktu tertentu, kemungkinan terdapat pengulangan kejadian/peristiwa, serta peristiwa bersejarah yang menimbulkan perubahan di suatu masyarakat atau pun negara. Dalam ilmu sejarah terdapat periodisasi atau pembabakan waktu dengan tujuan untuk menjelaskan ciriciri tertentu yang terdapat dalam suatu periode sejarah. Sebagai contoh, berdasarkan periodisasi, yejarah Indonesia dibagi dalam empat periode, yaitu Indonesia pada masa prasejarah, pada zaman kuno, pada zaman Islam, dan pada zaman modern. Sebagai ilmu yang mengkaji manusia dalam dimensi ruang dan waktu, sejarawan Kuntowijoyo (2013) menjelaskan bahwa sejarah adalah “ilmu yang mengkaji tentang manusia, waktu, sesuatu yang memiliki makna sosial, tentang sesuatu yang tertentu (partikular) dan teperinci. Memiliki makna sosial berarti kejadian atau peristiwa yang berdampak pada perkembangan dan perubahan suatu masyarakat” Sebagai contoh, Politik Etis yang mulai dicetuskan pada tahun 1901 oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda memberikan perubahan bagi kaum bumiputera untuk mengakses pendidikan yang sebelumnya sangat terbatas untuk golongan tertentu. 

Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari sesuatu yang khusus (partikular) dan teperinci. Dengan kata lain, penjelasan dalam ilmu sejarah harus detail berdasarkan sumber-sumber sejarah yang tepercaya serta disampaikan mulai dari hal-hal yang kecil dan berurutan sehingga jelas gambaran dan narasinya. Sebagai contoh, biografi seorang tokoh dapat menjadi salah satu sumber sejarah. Di dalam biografi dituliskan kisah tentang suatu tokoh dengan detail dalam linimasa, peristiwa dan tempat. Misalnya, dalam biografi W.R' Soepratman dikisahkan tentang proses penciptaan lagu Indonesia Raya. Soepratman tergugah setelah membaca sebuah artikel di Majalah Timbul, hingga terciptalah lagu “Indonesia Raya” yang dikumandangkan pertama kali pada kongres Pemuda II, tanggal 28 Oktober 1928. Nah, berdasarkan penjelasan di atas, dapatkah kalian mencari contoh yang lain?

c. Diakronis (Kronologi) dan Sinkronis dalam Sejarah 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ilmu sejarah adalah ilmu yang mengkaji tentang waktu. Ilmuwan sosial bernama John Galtung, dalam bukunya yang berjudul Theory and Method of Social Research tahun 1966, berpendapat bahwa sejarah adalah ilmu diakronis (diachronic) dan ilmu sosial lainnya adalah ilmu sinkronis. Sebagai ilmu yang diakronis, Kuntowijoyo (2008) menjelaskan bahwa sejarah adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala yang memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Sebagai contoh penelitian sejarah yang diakronis adalah Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura: 1850-1940 karya Dr. Kuntowijoyo, Sejarah Industri Minyak di Sumatera Utara: 1896-1940 karya Dr. Bambang Purwanto, serta masih banyak contoh karya-karya lainnya dari ahli sejarah Indonesia. 

Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura 1850-1940

Kata " Madura" menunjukkan ruang yang memadat

Rentang waktu "1850-1940" menunjukkan memanjang dalam waktu

Perubahan Sosial Yogyakarta

Kata "Yogyakarta" merujuk pada ruang yang sinkronis

Perhatikanlah kedua contoh tersebut. Rentang waktu dari tahun 1850-1940 pada contoh pertama dan dari tahun 1896-1940 pada contoh kedua menunjukkan rentang waktu yang panjang, tetapi terbatas pada ruang, yaitu hanya wilayah Madura pada contoh satu dan wilayah Sumatera Utara pada contoh kedua. Hal inilah yang membedakannya dari penelitian ilmu sosial yang sinkronis seperti sosiologi, ilmu politik, antropologi, ilmu ekonomi. Ilmu sinkronis adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala yang meluas dalam ruang, tetapi dalam waktu yang terbatas. Coba kalian baca hasil penelitian sosiolog Selo Soemardjan yang berjudul Perubahan Sosial di Yogyakarta, dan penelitian antropolog Robert W. Hefner berjudul Geger Tengger: Perubahan Sosial dan Perkelahian Politik yang menjelaskan perubahan sosial pada masyarakat Suku Tengger di Jawa Timur. Mari kita bandingkan perbedaannya, sehingga kalian memahami lebih jelas bahwa ilmu sejarah menekankan diakronis, sementara ilmu sosial lain menekankan sinkronis.

Berdasarkan dua perbandingan tersebut dapatkah kalian memahami bahwa ilmu sejarah itu diakronis, yang menjelaskan berbagai peristiwa masa lalu dalam rentang waktu yang panjang. Sebagai ilmu yang diakronis, Ilmu sejarah menekankan proses dan dinamika suatu peristiwa di masa lampau, berdasarkan perkembangan, perubahan, kesinambungan dan pengulangan. Dapatkah kalian mencari contoh lain?

  • Kronologi 

Sebagai ilmu diakronis, menurut Zed (2018), ilmu sejarah menjelaskan perubahan dalam lintasan waktu yang disampaikan secara berurutan dari waktu yang paling awal hingga yang paling akhir. Artinya, ilmu sejarah diakronis disampaikan secara kronologis. Kronologi dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani yaitu “chronos” yang berarti waktu. Merujuk pada kamus Merriam-webster, kronologi adalah pengaturan atau pengorganisasian setiap peristiwa dalam urutan kejadian. 

Apabila kalian memperhatikan buku-buku sejarah, majalah, koran atau pun aplikasi media daring yang memuat konten sejarah, peristiwa bersejarah disampaikan secara kronologis. Dalam konten tersebut kronologi memaparkan urutan berbagai kejadian penting yang membentuk suatu peristiwa bersejarah. 

  • Periodisasi

Ketika kalian belajar sejarah, terdapat periodisasi yang juga menjadi hal penting untuk diperhatikan. Periodisasi adalah pembabakan waktu dalam sejarah dengan cara menghubungkan berbagai peristiwa sesuai dengan masanya dalam satu periode. Periodisasi dalam sejarah berdasarkan kriteria tertentu yang ditentukan oleh sejarawan. Sebagai contoh periodisasi berdasarkan waktu adalah masa praaksara dan masa aksara. Pembeda dari kedua periodisasi ini adalah waktu ketika manusia telah mengenal tulisan atau belum. Menurut Kuntowijoyo (2008), sejarawan membuat waktu yang terus bergerak agar mudah dipahami dengan membaginya dalam babak-babak, periode-periode tertentu. Pengklasifikasikan atas waktu pada contoh di atas adalah periodisasi. 

Tujuan dari periodisasi adalah untuk memudahkan memahami suatu peristiwa bersejarah dalam rentang waktu dan klasifikasi tertentu. Salah satu contoh periodisasi sejarah Indonesia yang dilakukan oleh sejarawan Taufik Abdullah pada karyanya Indonesia dalam Arus Sejarah adalah:

  • Prasejarah
  • Kerajaan Hindu-Buddha 
  • Kedatangan dan Peradaban Islam
  • Kolonialisasi dan Perlawanan 
  • Masa Pergerakan Kebangsaan
  • Perang dan Revolusi 
  • Pasca-Revolusi 
  • Orde Baru dan Reformasi 

Beberapa sejarawan lain juga melakukan periodisasi sejarah Indonesia, misalnya Denys Lombard, M.C. Ricklefs, Kuntowijoyo, Sartono Kartodirjo, dan Parakitri T. Simbolon. Untuk memperkaya khazanah pengetahuan sejarah Indonesia, kalian dapat membaca buku karya para sejarawan tersebut. 

  • Berpikir Sinkronis 

Setelah kalian belajar tentang berpikir diakronis melalui berbagai aktivitas belajar di materi sebelumnya, diskusi kita beranjak pada sifat sinkronis. Apakah yang dimaksud dengan sinkronis? Sinkronis secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu “synchronous" yang berarti terjadi secara bersamaan. Seperti yang sudah dijelaskan pada materi sebelumnya, ilmu sejarah memanjang dalam waktu sekaligus juga melebar dalam ruang. Sinkronis dalam ilmu sejarah merujuk pada ruang tempat terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang menjelaskan tentang situasi dan kondisi (konteks) suatu masyarakat, sebab-akibat, dan korelasi (pola hubungan) atas suatu peristiwa. Situasi dan kondisi yang dimaksud dapat berupa kondisi ekonomi, seperti kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat, atau mengacu pada profesinya, misalnya sebagai pedagang, petani, dan lain-lain. Kondisi atau konteksnya juga dapat berupa kondisi geografis, misalnya keadaan alam dan sumber daya alamnya, situasi Gan kondisi budaya, suku dan tradisi suatu masyarakat, atau situasi dan kondisi sosial tentang keragaman sosial masyarakat yang dapat dilihat dar pelapisan sosial maupun diferensiasi sosialnya. 

Meskipun ilmu sejarah dan ilmu sosial lainnya sama-sama bersifat sinkronis dan diakronis, keduanya memeliki kecenderungan berbeda. Ilmu sejarah cenderung bersifat ilmu diakronis sementara ilmu sosial lainnya seperti ilmu sosial dan humaniora cenderung sebagai ilmu sinkronis. Berpikir sinkronis dalam belajar sejarah mendorong kalian untuk menjelaskan secara terperinci mengenai konteks (situasi dan kondisi) suatu masyarakat, hubungan sebab-akibat, hubungan (korelasi) antarfaktor. Adapun maksud dari penjelasan, situasi dan kondisi (konteks) dapat kalian jelaskan berdasarkan kondisi ekonomi, adat-istiadat, struktur sosial, komposisi penduduk, kondisi politik, dan aspek-aspek lainnya. Perhatikan gambar bagan di bawah ini untuk melihat hubungan diakronis dan sinkronis antara ilmu sejarah dan ilmu sosial. 

Subscribe...

Masukkan e-mail untuk mendapatkan artikel terbaru

Atau follow kami di :

Tentang Taman Pustaka

Taman Pustaka adalah website yang membahas tentang pelajaran sekolah, madrasah dan pengetahuan umum. Taman Pustaka juga sebagai media pembelajaran bagi para siswa, santri, mahasiswa, serta masyarakat umum yang ingin mengembangkan pengetahuan. pada setiap artikel di taman pustaka di lengkapi gambar dan video agar kandungan materi dalam artikel dapat lebih mudah dipelajari.