Belajar Dari Mana Saja di tamanpustaka.com

Mulai Belajar

SEJARAH KELAS 10

Sejarah Indonesia 4

Uwais Nur Alifaturachman, 11 - September - 2024 118

Sejarah Indonesia Manusia Diakronik Singkronik kronologi Historiografi Sumber sejarah


blogs-images

B. Penelitian Sejarah 

Kajian ilmu sejarah bukanlah mitos melainkan peristiwa nyata yang terjadi pada masa lampau. Sebagai ilmu, ilmu sejarah menggunakan penelitian ilmiah untuk menyingkap suatu kajian sejarah. Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengungkap, menginvestigasi, dan menganalisis suatu fenomena atau kejadian dengan prosedur ilmiah. Ketika melakukan penelitian sejarah, kalian mirip dengan seorang detektif yang berusaha mengumpulkan informasi sebanyak mungkin, menggunakan berbagai macam sumber untuk memperoleh data, dan selanjutnya mengolah dan menganalisis data untuk disampaikan menjadi laporan penelitian. Penelitian sejarah menurut Louis Gottschalk (dikutip dari Saidah, 2011) menerapkan empat kegiatan pokok sebagai cara melakukan penelitian dan penulisan sejarah. Keempat kegiatan tersebut adalah 1) Mengumpulkan berbagai informasi tertulis dan lisan yang relevan, 2) Membuang informasi yang tidak jelas dan keasliannya masih diragukan, 3) Mengambil kesimpulan dari bukti dan sumber sejarah yang tepercaya, dan 4) merangkai semua bukti dan sumber menjadi laporan. Selanjutnya metode yang digunakan dalam melakukan penelitian sejarah (Lohanda, 2011: Saidah, 2011, Herlina, 2020) adalah sebagai berikut:

1 Heuristik yang berarti mengumpulkan berbagai data dari berbagai sumber sejarah.

2. Kritik dan verifikasi yang berarti melakukan pemeriksaan keaslian sumber sejarah.

3. Intepretasi yaitu menafsirkan dan memahami makna keterkaitan dari sumber-sumber sejarah yang telah diverifikasi.

4. Historiografi yaitu tulisan, hasil penelitian dan laporan sejarah. Ketika kalian melakukan penelitian sejarah, bagaimana kalian melakukan tahapan heuristik (mengumpulkan data) dan melakukan verifikasi data? 

Hal yang perlu kalian kenali dan pahami adalah sumber sejarah. Secara umum terdapat dua macam sumber sejarah yaitu: 

1. Sumber Sejarah Primer 

Sumber sejarah primer adalah data utama yang diperoleh langsung dari subyek dan objek penelitian. Dalam penelitian sejarah, sumber sejarah primer adalah arsip. Menurut Lohanda (2011), arsip merupakan sumber utama dikarenakan keberadaan arsip yang tercipta pada waktu yang bersamaan ketika suatu peristiwa bersejarah terjadi. Arsip sebagai bukti untuk menginformasikan suatu peristiwa. Apabila kalian tertarik melakukan penelitian sejarah, kalian dapat mengakses arsip yang dibutuhkan, salah satunya di Lembaga Arsip Nasional RI (kalian dapat membuka melalui situs web anri.go.id). Arsip dapat berupa foto, video, film, undang-undang, peraturan, catatan kedinasan, surat-menyurat, notulensi rapat, peta, laporan, surat keputusan, surat kabar, undangan, surat perjanjian, poster dan lain-lain yang sezaman dengan peristiwa. Selain arsip, sumber sejarah primer lainnya adalah fosil, artefak dan hasil wawancara dengan pelaku atau saksi sejarah. 

2. Sumber Sejarah Sekunder 

Sumber sejarah sekunder adalah data pendukung yang ditulis atau dibuat setelah kejadian selesai. Contoh dari sumber sekunder adalah hasil penelitian sejarawan, laporan penelitian yang relevan, biografi, suratmenyurat dan surat kabar yang tidak sezaman dengan peristiwa, serta masih banyak lagi. 

Berdasarkan bentuknya, terdapat tiga bentuk sumber sejarah, yaitu sumber tertulis, sumber benda, dan sumber lisan. Contoh dari sumber tertulis adalah prasasti, kronik (catatan perjalanan traveler), babad, hikayat, surat-surat, laporan-laporan, naskah, buku, surat kabar dan majalah. Contoh dari sumber lisan adalah tradisi lisan (cerita yang diwariskan antargenerasi secara lisan). Misalnya petuah dan cerita rakyat. Contoh dari sumber benda adalah foto, video, bangunan (contohnya rumah, candi, kantor dani lain-lain), peralatan hidup (contohnya tembikar, guci, meja kursi, buku mesin ketik, dan lain-lain.)

C. Penulisan Sejarah (Historiografi) 

Tahapan selanjutnya setelah penelitian sejarah adalah melakukan penulisan sejarah atau yang dikenal sebagai historiografi. Pada tahap ini sejarawan menyusun hasil interpretasi berbagai fakta sejarah. Bentuk dari historiografi berupa publikasi, laporan penelitian sejarah. Hasil historiografi perlu dipublikasikan dan diketahui oleh berbagai kalangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Lohanda (2011) kesuksesan seorang sejarawan diukur dari historiografinya. Historiografi menunjukkan salah satu bentuk komitmen keseriusan dalam belajar ilmu sejarah. 

Historiografi sejarah Indonesia yang ditulis oleh para sejarawan baik dari Indonesia maupun luar Indonesia pada umumnya dikelompokan dalam tiga jenis yaitu: 

  •  Historiografi tradisional yaitu tulisan sejarah dari masa Kerajaan HinduBuddha, masuknya Islam di Indonesia, dan Kerajaan-Kerajaan Islam. Ciri khas dari historiografi tradisional adalah berpusat pada istana, raja, dan bangsawan karena banyak menuliskan sejarah yang berkaitan dengan kekuasaan dan penguasa, Berpusat pada kedaerahan karena banyak menuliskan sejarah suatu daerah tertentu, dan Religiosentris yaitu berpusat pada hal yang berkaitan dengan agama, kepercayaan dan hal yang dianggap sakral. 
  • Historiografi kolonial yaitu tulisan sejarah dari masa kolonial. Ciri khas dari historiografi kolonial yaitu Eropa sentris yang memusatkan pada tulisan sejarah tentang berbagai bangsa Eropa yang pernah singgah dan bahkan berkuasa di Nusantara. Karena ditulis oleh sejarawan dan ilmuwan Eropa, pandangannya cenderung berangkat dari kacamata bangsa Eropa. Sebagai contoh karya Thomas Stamford Raffles The History of Java yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1817, Ada pula Belanda-sentris yaitu tulisan sejarah yang dibuat oleh sejarawan dan ilmuwan Belanda yang kuat dengan pandangan bangsa Belanda. Sebagai contoh De Atjeher (1893) karya Christiaan Snouck Hurgronje dan Geschiedenis van Nederlandsch Indie karya F.W Stapel yang terbit pada tahun 1939. Sumber scjarah historiografinya adalah arsip-arsip dari pemerintah Hindia Belanda. 
  • Historiografi modern, menurut Sartono Kartodirjo adalah penulisan sejarah yang menempatkan rakyat Indonesia sebagai pelaku sejarah dari sejarahnya sendiri dengan menerapkan studi kritis. Ciri khas dari historiografi modern adalah Indonesia-sentris. Karya dari Sartono Kartodirjo Pemberontakan Petani di Banten Tahun 1888 merupakan salah satu contohnya. Ciri lain dari historiografi modern adalah membangun nasionalisme. Seperti yang dikemukakan oleh M. Yamin, penulisan sejarah bertujuan untuk membangun kecintaan, rasa bangga dan membangun identitas suatu bangsa. Bung Karno menyatakan Jas Merah yaitu “Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sedjarah!". Semboyan ini bertujuan untuk membangun nasionalisme agar kita selalu belajar sejarah sehingga kita dapat memahami berbagai kejadian lebih baik. Kekhasan lain dari historiografi modern adalah tidak hanya berpusat pada tokoh-tokoh besar tetapi juga menampilkan peran rakyat. Contoh ini dapat kalian temukan dari banyak historiografi sejarawan Indonesia, misalnya peran perempuan dalam sejarah pergerakan nasionalisme, peran petani, buruh dan masih banyak lagi. 

Dinamika historiografi Indonesia terus berkembang hingga sekarang yang termasuk dalam historiografi modern. Salah satu ciri historiografi modern adalah menerapkan studi kritis, yaitu menggunakan berbagai teori sosial dalam penulisan sejarah. Hal ini dijelaskan oleh Kartodirjo (2017) bahwa sejarah dalam arti objektif adalah menunjuk kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri, ialah proses sejarah dan aktualitasnya. Sebagai contoh, dinamika historiografi Indonesia modern terus berkembang. Kalian dapat menemukan dari berbagai sumber, buku maupun aplikasi daring tentang historiografi Indonesia kontemporer. Sebagai studi tentang peristiwa pada masa lampau, ilmu sejarah bersifat dinamis. Sebagai contoh, hal ini dapat kalian temukan ketika membaca buku sejarawan M.C Ricklefs Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 yang mengulas sejarah Indonesia dari era masuknya Islam di abad ke-13 hingga dekade awal abad ke-21. 

1. Menghindari Bias sejarah 

Ketika kalian membaca historiografi hal yang mesti diperhatikan adalah bias sejarah. Berdasarkan Kamarga (2017), bias sejarah adalah kecenderungan unsur sSubjektifitas, baik dari individu maupun kelompok, dan unsur keterpihakan dalam historiografi sejarah. Bias sejarah dalam historiografi dilakukan dengan membuat narasi (cerita) yang tidak sesuai dengan fakta atau pun berdasarkan sumber sejarah yang masih diragukan kevalidannya. 

Bias sejarah kadang terjadi pada historiografi yang kontroversial. Untuk menghindari bias sejarah, hal yang mesti kalian lakukan adalah tidak menggunakan sumber tunggal dalam membaca atau belajar suatu historiografi. Gunakanlah dari berbagai sumber sejarah, berbagai historiografi, dan dari berbagai perspektif sehingga kalian dapat memahami dan melakukan analisis yang lebih baik dan objektif. Dari sini dapatkah kalian temukan historiografi yang menurut kalian bias sejarah? 

2. Bagaimana melakukan Penelitian dan Penulisan Sejarah? 

Setelah kalian memahami tentang penelitian sejarah dan sumber sejarah, maka ketika kalian hendak melakukan penelitian sejarah, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan: 

  • Tentukan minat dan ketertarikan, serta topik sejarah apa yang hendak kalian teliti.
  • Buatlah rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian yang hendak kalian teliti. Penelitian sejarah harus menanyakan secara lengkap mengenai 5 W (what/ apa, when/kapan, who/siapa, why/ mengapa, where/di mana) dan 1 H (how/bagaimana). 
  • Carilah dari berbagai sumber tentang hasil penelitian sebelumnya yang relevan untuk menambah pengetahuan serta kemungkinan informasi akan topik penelitian yang belum diteliti. 
  • Buatlah rencana penelitian yang terkait dengan cara mencari dan menentukan berbagai sumber sejarah, baik primer maupun sekunder. Buatlah daftar pertanyaan apabila akan melakukan wawancara dengan pelaku atau saksi sejarah serta buatlah daftar sumber sejarah yang hendak diinvestigasi. 
  • Lakukan penelitian kalian dengan menginvestigasi berbagai sumber sejarah. Apabila kalian membutuhkan sumber primer terkait dengan arsip, kalian dapat mengakses melalui website Lembaga Arsip Nasional RI yaitu anri.go.id. 
  • Setelah sumber sejarah terkumpul, lakukan kritik dan verifikasi terhadap keaslian sumber sejarah yang diperoleh. 
  • Analisislah sumber sejarah dengan menafsir dan memahami makna keterkaitan dari berbagai sumber sejarah apakah sebab-akibatnya atau pun korelasinya dari sumber sejarah yang telah diverifikasi.
  • Tulislah historiografi sebagai laporan penelitian sejarah kalian.
  • Presentasi dan diskusikan historlografi kalian agar mendapatkan masukan dari berbagai pihak sehingga semakin sempurna karya dan pengetahuan kalian. 

D. Sejarah dan Teori Sosial 

Pada materi awal dari bab ini, kalian sudah mempelajari bahwa perbedaan antara ilmu sejarah dan ilmu sosial humaniora adalah penekanan diakronis dansinkronisnya. Kedua disiplinilmutersebutsama-samabersifat diakronis dan sinkronis. Akan tetapi, ilmu sejarah cenderung diakronis sementara ilmu sosial-humaniora cenderung sinkronis. Masing-masing disiplin Ilmu sosial humaniora memiliki kekhasan, baik cara pandang (perspektif), teori, maupun metode dalam mengkaji suatu fenomena sosial. 

Objek kajian dari ilmu sosial dan humaniora adalah manusia dan lingkungan. Manusia dapat dilihat sebagai individu dan kelompok. Masingmasing dari disiplin ilmu memiliki sejarah kelahiran. Dalam filsafat ilmu pengetahuan, hal ini disebut sebagai ontologi. Sementara cara ilmu tersebut dipelajari disebut sebagai epistemologi. Adapun nilai atau guna dari suatu ilmu yang dipelajari disebut sebagai aksiologi. Ketiga hal itulah yang membedakan satu ilmu dengan yang lain. Dengan kata lain, masingmasing ilmu sosial humaniora memiliki filsafat ilmu yang berbeda, 

Walaupun berbeda, ilmu-ilmu tersebut saling membutuhkan. Ketika kalian nanti belajar lebih lanjut tentang semua materi dari buku ini (baik itu ilmu sejarah, sosiologi, ekonomi, dan geografi yang merupakan bagian dari rumpun ilmu sosial humaniora), kalian akan melihat bahwa ilmu-ilmu tersebut saling mendukung dan melengkapi dalam menjelaskan fenomena kehidupan yang kompleks. | 

Seorang sejarawan bernama Peter Burke dalam karyanya yang berjudul History and Social Theory (1991) menjelaskan bagaimana hubungan antara ilmu sejarah dan ilmu sosial lainnya. Sebelum abad ke-19, di Eropa, terutama ketika Abad Pencerahan (Age of Enlightenmenti),hubungan antara sejarawan dan ilmuwan sosial saling mendukung. Tetapi ketika awal abad 19, masing-masing disiplin ilmu memfokuskan dan mempertahankan disiplin ilmunya masing-masing, termasuk ilmu sejarah. Penulisan ilmu sejarah dari arsip-arsip sejarah disampaikan tanpa menggunakan teori sosial sebagai pisau analisis. Hal yang sama juga terjadi pada disiplin ilmu sosial lainnya, kajian mereka mengaburkan sejarah.

Hal ini didobrak oleh para penganut aliran Annales di Perancis. Aliran ini memadukan antara ilmu sejarah dan ilmu sosial humaniora untuk mengkaji berbagai peristiwa sejarah. Perpaduan antara ilmu sejarah dan ilmu sosial menghasilkan berbagai karya, seperti yang dilakukan oleh Joseph Schumpeter yang juga dikenal sebagai ekonom dengan studinya tentang History of Economic Analysis (Sejarah Analisis Ekonomi) yang terbit pada tahun 1954. Lalu ada Max Weber, seorang sosiolog yang juga menggunakan pendekatan dan sumber sejarah ketika melakukan penelitian tentang etika Protestan dan semangat kapitalisme. Hal yang sama juga dilakukan oleh sejarawan Fernand Braudel yang menggunakan teori ilmu sosial baik itu geografi, sosiologi, dan ekonomi dalam berbagai historiografinya. Pada karyanya yang berjudul The Mediterranean and the Mediterranean World in the Age of Philip II (1949), Braudel menggunakan teori-teori geografi.

Perpaduan antara sejarah dan ilmu sosial humaniora, juga terjadi di Indonesia, Kuntowijoyo (2018) menjelaskan bahwa penggunaan teoriteori sosial dalam penelitian sejarah dipelopori oleh sejarawan Sartono Kartodirdjo. Hal ini dapat kalian temukan ketika membaca karyanya yang berjudul Pemberontakan Petani di Banten tahun 1888. Penggunaan teoriteori sosial seperti birokrasi, kelas sosial, dan perubahan sosial dapat kalian temukan dalam tulisannya. Apabila kalian membaca historiografi masa kini, misalnya tentang sejarah suatu kota, beberapa sejarawan akan menggunakan teori modernitas, struktur sosial, struktur ekonomi untuk menjelaskan makna sosial atas kajian sejarah. 

Hal ini bukan hanya terjadi pada ilmu sejarah melainkan juga pada ilmu sosial humaniora lainnya yang memadukan antara pendekatan sejarah dan pendekatan keilmuan lain. Ketika kalian membaca karya ilmuwan sosial politik seperti Herbert Feith dan Lance Castle ketika mengkaji pemikiran politik Indonesia 1945-1965, sumber-sumber sejarah digunakan untuk menjelaskan berbagai pengaruh sistem politik dan partai politik Indonesia. Sumber sejarah yang mereka gunakan seperti naskah pidato dan tulisan Bung Karno, M. Natsir, Bung Hatta, dan tokoh-tokoh sosial politik Indonesia lainnya. 

 

 

 

Subscribe...

Masukkan e-mail untuk mendapatkan artikel terbaru

Atau follow kami di :

Tentang Taman Pustaka

Taman Pustaka adalah website yang membahas tentang pelajaran sekolah, madrasah dan pengetahuan umum. Taman Pustaka juga sebagai media pembelajaran bagi para siswa, santri, mahasiswa, serta masyarakat umum yang ingin mengembangkan pengetahuan. pada setiap artikel di taman pustaka di lengkapi gambar dan video agar kandungan materi dalam artikel dapat lebih mudah dipelajari.