Belajar Dari Mana Saja di tamanpustaka.com

Saat ini ada lebih dari 190 artikel gratis yang tersedia

Mulai Belajar

AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN KELAS XI

Teknologi Modern Dalam Pengolahan Hasil Perikanan

15 - Februari - 2025  407  Share :

Artikel ini membahas teknologi modern dalam pengolahan hasil perikanan, termasuk sistem resirkulasi akuakultur, akuaponik, dan peran IoT dalam monitoring akuakultur


Industri perikanan telah mengalami transformasi signifikan berkat penerapan teknologi modern dalam pengolahan hasil perikanan. Inovasi seperti Recirculating Aquaculture System (RAS) memungkinkan budidaya ikan dalam lingkungan terkendali dengan penggunaan air yang efisien, sehingga mengurangi limbah dan risiko pencemaran. Sistem ini juga meminimalkan ketergantungan pada sumber air alami, menjadikannya solusi berkelanjutan untuk daerah dengan keterbatasan sumber daya. Selain itu, integrasi sistem akuaponik menggabungkan budidaya ikan dengan hidroponik, menciptakan simbiosis antara ikan dan tanaman. Kotoran ikan dimanfaatkan sebagai pupuk alami bagi tanaman, sementara tanaman membantu menyaring air untuk kembali digunakan. Teknologi Internet of Things (IoT) turut memperkuat efisiensi melalui sensor yang memantau kualitas air, suhu, dan tingkat pakan secara real-time, memungkinkan petambak mengambil keputusan berbasis data untuk optimasi produksi.

Perkembangan teknologi juga mendorong peningkatan produktivitas dan keberlanjutan lingkungan. Penggunaan automasi dan kecerdasan buatan (AI) dalam pengolahan hasil perikanan, seperti sortasi otomatis dan pengemasan presisi, mengurangi limbah serta memperpanjang umur simpan produk. Di sisi lain, penerapan teknologi ramah lingkungan seperti energi surya untuk sistem sirkulasi air dan pendinginan hasil tangkapan turut menekan emisi karbon. Transformasi ini tidak hanya menjawab tantangan kebutuhan pangan global yang terus meningkat, tetapi juga mengurangi tekanan terhadap ekosistem laut akibat praktik penangkapan berlebihan. Dengan demikian, industri perikanan modern tidak hanya fokus pada peningkatan skala produksi, tetapi juga pada penciptaan model bisnis yang berkelanjutan dan responsif terhadap perubahan iklim.

Cara Kerja Sistem RAS dan Manfaatnya untuk Budidaya Ikan

Recirculating Aquaculture System (RAS) adalah teknologi inovatif dalam budidaya ikan yang memungkinkan penggunaan kembali air secara terus-menerus melalui proses filtrasi dan pemurnian. Dalam sistem ini, air yang digunakan untuk memelihara ikan difilter dan digunakan kembali, sehingga menghemat penggunaan air dan menjaga kualitas air tetap optimal. Menurut De Heus Indonesia, "Sistem RAS dimulai saat air dari tangki kultur yang mengandung banyak kotoran akibat hasil dari metabolisme serta pakan ikan dialirkan secara gravitasi menuju bak filter melalui pipa yang terhubung."

Salah satu manfaat utama dari penerapan RAS adalah pengurangan konsumsi air secara signifikan. Dengan mendaur ulang air, kebutuhan akan sumber air baru dapat diminimalkan, yang sangat penting terutama di daerah dengan keterbatasan sumber daya air. Selain itu, RAS memungkinkan kontrol kualitas air yang lebih baik, karena parameter seperti suhu, pH, dan kadar oksigen dapat dipantau dan disesuaikan secara real-time, menciptakan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan ikan. Menurut Mongabay, "Teknologi RAS adalah teknologi dengan menerapkan sistem budidaya ikan secara intensif dengan menggunakan infrastruktur yang memungkinkan pemanfaatan air secara terus-menerus (resirkulasi air)."

Penerapan RAS juga memungkinkan peningkatan kepadatan stok ikan dalam area yang terbatas, karena kualitas air yang terjaga memungkinkan ikan tumbuh dengan sehat dalam ruang yang lebih kecil. Hal ini berkontribusi pada peningkatan produktivitas budidaya ikan. Selain itu, dengan mengurangi penggunaan air dan limbah, sistem ini dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem perairan dan mengurangi dampak lingkungan dari budidaya ikan. Menurut Agroqu, "Sistem resirkulasi dalam budidaya ikan ini bertujuan untuk penghematan dalam penggunaan air dan ruang, tidak mengubah kontur tanah, kestabilan sistem dari gangguan cuaca dan lingkungan."

Secara keseluruhan, penerapan RAS dalam budidaya ikan menawarkan solusi yang efisien dan ramah lingkungan, dengan manfaat signifikan dalam penghematan air, kontrol kualitas air, peningkatan kepadatan stok ikan, dan pengurangan dampak lingkungan. Dengan demikian, RAS menjadi pilihan yang tepat bagi pembudidaya ikan yang ingin meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha mereka.

Sistem Akuaponik
Sistem Akuaponik

Panduan Membangun Sistem Akuaponik Integratif

Sistem akuaponik adalah metode pertanian berkelanjutan yang mengintegrasikan budidaya ikan dengan hidroponik tanaman dalam satu ekosistem terpadu. Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk membangun sistem akuaponik yang efektif:

  1. Pilih jenis ikan dan tanaman yang kompatibel.

    Pemilihan spesies ikan dan tanaman yang sesuai sangat penting untuk keberhasilan sistem akuaponik. Ikan seperti nila (Oreochromis sp.) dan lele (Clarias sp.) sering dipilih karena toleransi mereka terhadap kondisi lingkungan yang bervariasi. Tanaman seperti kangkung, selada, dan pakcoy cocok ditanam dalam sistem ini karena pertumbuhannya yang cepat dan kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan limbah ikan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Bandung, "Akuaponik menghadirkan solusi yang praktis dan mudah diterapkan di Desa Leles, terutama mengingat terbatasnya ketersediaan lahan."

  2. Rancang sistem dengan komponen utama seperti tangki ikan, media tanam, dan sistem sirkulasi air.

    Desain sistem akuaponik harus mencakup komponen utama berikut:

    • Tangki ikan: Tempat budidaya ikan yang harus memiliki kapasitas sesuai dengan jumlah ikan yang akan dipelihara.
    • Media tanam: Tempat tanaman tumbuh, seperti rak hidroponik atau bedengan yang diisi media tanam inert seperti rockwool atau cocopeat.
    • Sistem sirkulasi air: Pipa dan pompa yang mengalirkan air dari tangki ikan ke media tanam dan kembali lagi, memastikan pertukaran nutrisi antara ikan dan tanaman.

    Menurut Kompasiana, "Instalasi akuaponik terdiri dari kolam ikan, rak tanam sayur, sistem penyaringan, dan pipa untuk sirkulasi air."

  3. Pastikan keseimbangan nutrisi antara kebutuhan ikan dan tanaman.

    Keseimbangan nutrisi adalah kunci dalam sistem akuaponik. Limbah ikan menyediakan nutrisi bagi tanaman, sementara tanaman membantu menyaring dan membersihkan air untuk ikan. Penting untuk memantau konsentrasi nutrisi dan memastikan bahwa kebutuhan kedua komponen tersebut terpenuhi. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Universitas Muhammadiyah Bandung, "Sistem akuaponik merupakan salah satu sistem terintegrasi antara akuakultur dengan hidroponik dimana limbah budidaya ikan berupa sisa metabolisme dan sisa pakan dijadikan sebagai pupuk untuk tanaman."

  4. Monitor parameter kualitas air secara rutin.

    Kualitas air yang optimal sangat penting untuk kesehatan ikan dan pertumbuhan tanaman. Parameter seperti pH, suhu, oksigen terlarut, dan konsentrasi amonia harus dipantau secara rutin dan disesuaikan sesuai kebutuhan. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Universitas Muhammadiyah Bandung, "Parameter penting dalam keberhasilan suatu sistem akuaponik, diantaranya, kualitas air, produktifitas ikan dan sayur."

  5. Mulai dengan skala kecil sebelum mengembangkan sistem yang lebih besar.

    Untuk meminimalkan risiko dan memahami dinamika sistem, disarankan untuk memulai dengan skala kecil. Setelah memperoleh pengalaman dan memahami kebutuhan spesifik sistem, Anda dapat mengembangkan skala operasional sesuai keinginan. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Universitas Muhammadiyah Bandung, "Sistem akuaponik merupakan salah satu sistem terintegrasi antara akuakultur dengan hidroponik dimana limbah budidaya ikan berupa sisa metabolisme dan sisa pakan dijadikan sebagai pupuk untuk tanaman."

Dengan mengikuti panduan di atas, Anda dapat membangun sistem akuaponik yang efektif dan berkelanjutan, menghasilkan ikan dan tanaman secara bersamaan dalam satu ekosistem yang harmonis.

Studi Kasus: Pengolahan Rumput Laut Berkelanjutan

Rumput laut merupakan komoditas penting dalam industri perikanan, dengan berbagai manfaat ekonomi dan ekologis. Untuk memastikan pemanfaatannya secara berkelanjutan, beberapa pendekatan telah diterapkan dalam pengolahan rumput laut, antara lain:

  • Penggunaan teknologi pengeringan energi rendah.

    Proses pengeringan rumput laut tradisional seringkali memerlukan konsumsi energi yang tinggi, baik dari bahan bakar fosil maupun sumber energi lainnya. Untuk mengurangi dampak lingkungan dan biaya operasional, teknologi pengeringan dengan konsumsi energi rendah telah dikembangkan. Misalnya, penggunaan pengering surya yang memanfaatkan energi matahari secara maksimal dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Australia Indonesia Centre, "Peningkatan berkelanjutan industri rumput laut di Sulawesi Selatan" menunjukkan bahwa penerapan teknologi pengeringan yang efisien dapat meningkatkan kualitas produk dan mengurangi biaya produksi.

  • limbah rumput laut sebagai pupuk organik.

    Limbah dari proses pengolahan rumput laut seringkali dibuang begitu saja, padahal dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang kaya akan nutrisi. Dengan mengolah limbah tersebut menjadi kompos atau pupuk cair, dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia. Penelitian yang dipublikasikan oleh ResearchGate menyatakan bahwa "Pemanfaatan limbah rumput laut sebagai pupuk organik dapat meningkatkan kualitas tanah dan hasil pertanian."

  • Implementasi praktik budidaya ramah lingkungan.

    Praktik budidaya rumput laut yang ramah lingkungan meliputi penggunaan metode budidaya yang tidak merusak ekosistem laut, seperti penanaman rumput laut dengan metode yang tidak memerlukan penggunaan bahan kimia berbahaya. Selain itu, pemilihan lokasi budidaya yang tepat dan pemantauan kualitas air secara rutin juga penting untuk menjaga kesehatan ekosistem laut. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Universitas Hasanuddin, "Analisis keberlanjutan budidaya rumput laut di pesisir Kota Baubau menunjukkan bahwa praktik budidaya yang ramah lingkungan dapat meningkatkan keberlanjutan usaha budidaya rumput laut."

Dengan menerapkan pendekatan-pendekatan tersebut, pengolahan rumput laut dapat dilakukan secara berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat pesisir, serta menjaga kelestarian lingkungan laut.

Peran IoT dalam Monitoring Akuakultur

Integrasi Internet of Things (IoT) dalam akuakultur memungkinkan pemantauan real-time terhadap berbagai parameter penting, seperti:

  • Suhu dan kualitas air.

    Pemantauan suhu dan kualitas air secara real-time memungkinkan peternak ikan untuk menjaga kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan ikan. Sistem IoT dapat mengukur parameter seperti pH, suhu, oksigen terlarut, dan salinitas air, sehingga perubahan kondisi dapat segera terdeteksi dan ditangani. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Universitas Kristen Satya Wacana, "Dengan menerapkan Internet of Things dalam sistem monitoring ini diharapkan kesehatan dan tumbuh kembang ikan dapat menjadi lebih maksimal, sehingga ikan hasil produksi menjadi meningkat."

  • Kadar oksigen terlarut.

    Kadar oksigen terlarut yang tepat sangat penting untuk kesehatan ikan. Sistem IoT dapat memantau kadar oksigen secara real-time dan memberikan peringatan jika kadar oksigen turun di bawah ambang batas yang ditentukan, memungkinkan intervensi cepat untuk mencegah stres atau kematian ikan. Seperti yang dijelaskan dalam artikel di blog Indobot, "Melalui implementasi sensor-sensor, seperti sensor suhu, oksigen, salinitas, dan pH air, sistem IoT mampu memberikan pemantauan yang mendalam terhadap kondisi lingkungan."

  • Pemberian pakan otomatis.

    Sistem IoT memungkinkan pemberian pakan otomatis yang disesuaikan dengan kebutuhan ikan, mengurangi pemborosan pakan dan meningkatkan efisiensi operasional. Sistem ini dapat diprogram untuk memberikan pakan pada waktu dan jumlah yang tepat, berdasarkan data yang dikumpulkan dari sensor dan analisis kebutuhan ikan. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Universitas Kristen Satya Wacana, "Dengan implementasi IoT saat ini proses budidaya ikan tidak hanya dilakukan secara manual, tetapi juga secara sistematis melalui Implementasi IoT."

  • Deteksi penyakit pada ikan.

    Sistem IoT dapat membantu dalam deteksi dini penyakit pada ikan dengan memantau perilaku dan kondisi fisik ikan secara real-time. Perubahan perilaku atau penurunan kesehatan ikan dapat segera terdeteksi, memungkinkan tindakan pencegahan atau pengobatan yang cepat untuk mencegah penyebaran penyakit. Seperti yang dijelaskan dalam artikel di blog Flux, "Teknologi sensor IoT memungkinkan para petani untuk memantau limbah yang dihasilkan dari budidaya ikan, seperti kotoran ikan dan sisa pakan."

Penerapan IoT dalam akuakultur tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat waktu, memastikan kesehatan ikan, dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.

Kesimpulan

Penerapan teknologi modern dalam pengolahan hasil perikanan telah membawa dampak signifikan terhadap industri ini. Sistem seperti Recirculating Aquaculture System (RAS) memungkinkan penggunaan kembali air dalam budidaya ikan melalui proses filtrasi dan pemurnian, yang mengurangi konsumsi air secara signifikan dan meningkatkan kontrol kualitas air. Selain itu, sistem akuaponik yang mengintegrasikan budidaya ikan dengan tanaman hidroponik menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan, meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan mendukung praktik pertanian berkelanjutan. Integrasi Internet of Things (IoT) dalam akuakultur memungkinkan pemantauan real-time terhadap berbagai parameter penting, seperti suhu dan kualitas air, kadar oksigen terlarut, pemberian pakan otomatis, dan deteksi penyakit pada ikan, yang meningkatkan efisiensi operasional dan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat waktu.

Inovasi-inovasi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam industri perikanan, tetapi juga mendukung praktik budidaya yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan air, meningkatkan kontrol kualitas lingkungan, dan meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem, teknologi modern membantu memastikan keberlanjutan sumber daya perikanan untuk generasi mendatang. Selain itu, penerapan teknologi ini juga berkontribusi pada peningkatan kualitas produk perikanan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing di pasar global dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi para pelaku industri perikanan.

Ditulis oleh :


Wiwin Junaidah

Wiwin Junaidah

Guru SMK NU Tenggarang Bondowoso Jawa Timur

Fitur Baru di tamanpustaka.com

Dapatkan Media Pembelajaran dan Aplikasi Pendukung Administrasi Sekolah Secara GRATIS.

Artikel Terbaru Lainnya

Temukan pilihan artikel terbaru lainnya yang telah kami siapkan khusus untuk Anda. Temukan beragam topik menarik, inspirasi, dan informasi terkini yang sayang untuk dilewatkan!

Temukan dan Ikuti Kami 

Terhubung lebih dekat dengan kami melalui media sosial! Dapatkan update terkini, informasi menarik, dan konten eksklusif langsung di feed Anda. Ikuti kami di semua platform favorit Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami!

Tentang tamanpustaka.com

tamanpustaka.com menyajikan materi pelajaran, pengetahuan umum, serta media pembelajaran lengkap dengan gambar dan video untuk siswa hingga masyarakat umum.