PENDIDIKAN KARAKTER
Sekolah Daring, Bagaimana Kabar Pendidikan Karakter Di Masa Pandemi?
08 - Oktober - 2020 2654 Share :
Tahun ajaran baru sudah mulai masuk beberapa waktu lalu, pembelajaran sudah dirumahkah lebih dari satu semester. Namun, pandemi COVID19 masih belum berakhir. Penanaman pola dan sistem pendidikan, mendadak jadi serba berubah dan jadi tidak seperti biasanya. Begitupun dengan persoalan pendidikan karakter yang rupanya berada dalam masalah di penerapannya.
Semua masyarakat tahu dan menyetujui, dalam pendidikan masalah akademik bukan satu-satunya hal yang harus diajarkan pada anak, pelajar atau mahasiswa. Namun, perihal karakter, tingkah laku, pola pikir, pembentukan potensi dan jati diri anak harus diperhatikan. Pasalnya, pendidikan yang semacam inilah bisa membantu perkembangan karakter juga potensi anak agar bisa lebih stand out dalam kehidupan.
Daftar Isi :
- Mengenal Pendidikan Karakter
- Pendidikan Karakter di Masa Pandemi
- Namun, bagaimana dengan kabar pendidikan karakter di masa pandemi ini? Apakah semakin terbentuk atau bahkan malah terabaikan?
Mengenal Pendidikan Karakter
Penting untuk diketahui terlebih dulu, pendidikan karakter adalah sebuah tindakan, kegiatan, pembentukan diri, dengan cara mendidik seseorang guna membantu penyempurnaan diri individu sehingga kemampuannya lebih terlatih dan bisa membawanya pada kehidupan lebih baik.
Di Indonesia sendiri, masalah pendidikan karakter generasi bangsa ini mulai diregulasikan dalam sebuah program presiden. Sejak 2016 lalu, sudah digulirkan sebuah gerakan PPK atau Penguatan Pendidikan Karakter. Gerakan PPK ini menjadi sebuah pondasi yang mendasari pendidikan di Indonesia dimana mulai dikenalkan sejak dini pada anak-anak. Khususnya jenjang sekolah dasar.
Ada 5 dasar atau karakter utama yang mengiringi gerakan PPK ini. Diantaranya adalah; karakter religius yang berkaitan dengan masalah pendidikan agama, karakter nasionalis agar anak bisa bersikap apresiatif terhadap budaya dan kekayaan bangsa, karakter integritas yang menekankan pada masalah penanaman kepercayaan juga moral, karakter mandiri yang erat dengan sikap profesional serta tidak bergantung pada orang lain, dan karakter gotong-royong yang mencerminkan sikap saling menghargai serta saling membantu menyelesaikan masalah bersama.
Pendidikan Karakter di Masa Pandemi
Masa pandemi dinilai membawa perubahan bahkan kemerosotan di berbagai bidang. Bagaimana tidak, karena pandemi ini segala aktivitas jadi lebih terbatas. Tak terkecuali dengan pendidikan karakter di Indonesia yang pastinya terhambat juga sebab lingkungan pendidikan jadi tidak leluasa seperti biasanya.
Berbulan-bulan, para siswa dan mahasiswa belajar di rumah secara online. Ada yang melakukannya dengan efektif, ada juga yang tidak. Dari segi pendidikan akademis, mungkin tujuan pembelajaran tercapai. Kegiatan sekolah tetap diadakan, tugas tetap diberikan, hingga ulangan pun tetap dilaksanakan seperti biasanya. Hanya saja, tempat dan sistem yang menjadi berbeda.
Namun, bagaimana dengan kabar pendidikan karakter di masa pandemi ini? Apakah semakin terbentuk atau bahkan malah terabaikan?
Kebanyakan dari masyarakat tahu, sejatinya karakter individu harus mulai dibentuk dari komunitas terkecil yakni keluarga. Ya, pendidikan karakter harus bisa bermula dari rumah karena pendidikan soal karakter harus dibentuk sedini mungkin. Namun, melihat fakta yang ada nampaknya kondisi dan karakter anak-anak saat ini semakin tidak jelas meskipun tidak bisa dipukul rata.
Bukan rahasia, sebab tugas yang menumpuk, materi yang tidak diajarkan dan dikuasai, anak-anak jadi tidak mandiri dan integritasnya melemah. Sebagai jalan pintas, kebanyakan dari mereka lebih memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mencari jawaban melalui internet ketika ulangan dilakukan. Atau bahkan, banyak yang menilai bahwa sekolah daring adalah sekolah untuk para ibu di rumah.
Masa pandemi membuat nilai-nilai potensi individu, nilai-nilai karakter, moral, tingkah-laku, jadi kurang terkontrol. Bahkan, banyak yang memanfaatkan momen belajar daring sebagai ajang untuk kebebasan diri. Bermain game sepuasnya, pergi bermain dengan teman, bahkan, bisa kita lihat di pemberitaan masalah tawuran dan perkumpulan yang tidak terelakkan.
Lalu, bagaimana menyiasati masalah pendidikan karakter yang dinilai merosot pada saat pandemi kini? Tentunya, kita tidak bisa menyalahkan salah satu pihak, atau saling menyalahkan satu sama lain. Jika ditanya, tanggung jawab siapa? Maka jawabannya adalah tanggung jawab bersama.
Ya, pendidikan soal karakter ini merupakan tanggung jawab bersama. Keluarga, sekolah atau lembaga pendidikan, masyarakat luas hingga diri sendiri. bagaimana caranya? Ada 4 poin utama, dimana uraiannya sebagai berikut:
- Setiap orangtua dan anggota keluarga harus menyediakan peluang untuk perkembangan potensi dan karakter individu. Jika orangtua mengetahui adanya kebutuhan seorang anak untuk peningkatan potensi dirinya, maka berikan lingkungan sesuai dan aman untuk mereka mengembangakan kemampuannya dari segala arah. Dampingi mereka, dan berikan mereka kesempatan untuk mengaktualisasikan diri secara positif.
- Begitu juga guru-guru, meski belajar daring, tidak tatap muka, sebisa mungkin tetapkan kondisi yang baik di mana bisa mendorong peserta didik untuk belajar dengan penuh gairah dan bersenang hati. Hal inilah yang bisa memicu rasa keingintahuan anak, sehingga mereka lebih senang belajar dan memahami dibandingkan mengambil jalan instan.
- Tak lupa pemerintah, yang mana harus bisa menyadari bahwasannya keamanan fisik di masa pandemi saja tidaklah cukup. Melainkan, setiap warga negara pun membutuhkan keamanan secara psikologis yang bisa jadi prasyarat agar setiap individu mau mengaktualisasikan diri dan memahami potensi serta karakternya masing-masing.
- Terakhir, untuk setiap individu yang harus bisa menerapkan self-concept juga ideal self, dalam memahami konsepsi tentang diri mereka sendiri juga tentang sesuatu yang mereka inginkan. Kesadaran terhadap diri sendiri inilah yang paling penting untuk membentuk pendidikan karakter yang efektif.
Dengan beberapa poin tersebut, terlebih kesadaran dari berbagai pihak, maka apapun kondisinya, pendidikan karakter di masa pandemi ini harus tetap bisa berjalan untuk membentuk kepribadian bangsa yang lebih baik.
Sumber
*) Dikutip dari berbagai sumber
Silvi Novitasari
Hi, perkenalkan saya Silvi Novitasari, biasa dipanggil Vee. Seorang penulis lepas yang juga senang belajar, berbagi, juga tentunya menulis. Sejak kecil, sangat senang sekali dengan dunia tulis-menulis. Kesenangan itulah yang menjadikan diri sebagai seorang penulis hingga sekarang. Terinspirasi agar dikenang dan bisa memberikan yang terbaik sehingga bisa bermanfaat bagi siapapun dan apapun melalui tulisan. Tak hanya itu, setiap ilmu yang didapat membuat saya ingin banyak berbagi dengan sesama. Berbagi, belajar bersama, dan menciptakan sesuatu yang bisa dirasakan manfaatnya oleh siapa saja. Itulah yang menjadi alasan saya menciptakan salah satu komunitas menulis yakni Komunitas Gerakan Menulis Indonesia (Writer Community). Juga berbagi apapun hikmah yang didapat dalam sebuah buku non-fiksi berjudul “RETROSPEKTIF” dan “Kunci-Kunci Bahagia”. Untuk mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW. sebagai pebisnis yang jujur dan hebat, saya juga menghubungkan kesenangan menulis saya dengan bisnis. Hal itu yang membuat saya berusaha membuka beberapa usaha bersama keluarga. Ternyata, kata-kata bisa membantu mengubah masa depan bisnis kita jauh lebih baik. Dari situ jugalah yang menjadikan saya sebagai Copywriter dan Content Writer yang bisa membantu banyak pebisnis mengembangkan bisnisnya melalui tulisan. Semangat berkarya dan menabur banyak manfaat!