Belajar Dari Mana Saja di tamanpustaka.com
Mulai BelajarAristo Bharata, 31 - Januari - 2020 3181
pendidik guru revolusi industri 4.0 IoT teknologi informasi dan komunikasi artificial intelligence kompetensi guru
Perkembangan teknologi saat ini memasuki era revolusi industri 4.0 atau era industri generasi ke 4. Revolusi industri 4.0 adalah suatu era dimana proses produksi yang terjadi di seluruh dunia dengan mengkombinasikan sistem fisik cyber, internet of thing (IoT) dan internet of system. Dengan kata lain bahwa Industri 4.0 adalah industri yang terotomasi oleh sistem dan mesin-mesin industri yang terintegrasi dengan sistem tersebut. Hal ini berdampak pada manusia yang berposisi di level buruh. Dengan hadirnya industri 4.0 maka hukum siapa yang menguasai teknologi akan menguasai dunia akan secara otomatis berlaku dan yang tidak menguasai teknlogi akan tersingkir dengan mesin-mesin industri yang bekerja otomatis sesuai dengan perintah sistem.
Revolusi industri 4.0 tidak serta merta terjadi. Jauh sebelum revolusi industri 4.0 hadir, mesin-mesin industri berbasis manufaktur menggantikan tenaga manusia. Ini terjadi pada abad ke-18 antara tahun 1750 – 1850 yang ditandai dengan ditemukannya steam engine (mesin uap). Era ini disebut dengan revolusi industri 1.0 atau revolusi industri generasi pertama.
Pada awal abad ke-19 mesin-mesin industri berkembang yang sebelumnya pada revolusi industri 1.0 menggunakan tenaga uap pada era revolusi industri 2.0 atau revolusi industri generasi ke-2, mesin-mesin industri beralih menggunakan tenaga listrik dan minyak bumi. Pada era ini banyak ditemukan mesin-mesin bertenaga minyak bumi dan alat-alat yang menggunakan listrik. Era ini disebut juga dengan revolusi teknologi.
Revolusi industri 2.0 berakhir pada awal perang dunia pertama. Setelah revolusi industri 2.0 berakhir mulai banyak dikembangkan semikonduktor dan proses otomatisasi industri. Dengan kata lain dunia memasuki era digital julukan dari revolusi industri 3.0. pada era ini ditemukan peralatan industri otomatis, alat-alat telekomunikasi dan komputer.
Industri 4.0 adalah perkembangan dari industri 3.0 dimana pada era tersebut adalah era dimana komputer ditemukan. Seiring berkembangnya teknologi informasi, komputer yang awalnya dikendalikan oleh manusia one by one menjadi komputer yang saling berkolaborasi dari single user menjadi multi user dan terhubung dengan jaringan lokal ke jaringan internet.
Pada industri 4.0 komputer sudah tidak lagi hanya terhubung dengan komputer lain melalui internet tetapi komputer sudah dapat mengumpulkan data, menganalisa dan membuat keputusan. Pada era tersebut komputer sudah dapat mengendalikan perangkat lain melalui internet atau disebut Internet of Things(IoT). Dengan Iot (Internet of Things) komputer bertugas mengumpulkan data menjadi big data kemudian menganalisa dengan kemampuan Artificial Intelligence dan membuat keputusan apa yang harus dilakukan oleh mesin-mesin industri.
Dampak industri 4.0 atau industri generasi ke empat akan berimbas pada semua sektor termasuk dalam dunia pendidikan. Penguasaan komputer dan gadget sudah menjadi keharusan bagi para pelaku pendidikan pada era ini, penggunaan kertas sudah mulai berkurang, jarak sudah bukan menjadi halangan, meeting sudah tidak lagi harus di depan meja, dan kegiatan pembelajaran pun tidak hanya dilakukan dengan bertemu didalam kelas atau sekolah.
Para pendidik tidak perlu lagi membawa buku dan menuliskan materi pelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Hanya dengan gawai yang terhubung dengan jaringan internet para pendidik dan peserta didik dapat menjalankan proses belajar mengajar. Sebagai contoh, seorang pendidik membagikan materi pelajaran yang berupa softcopy kepada para peserta didiknya sebelum pelajaran dimulai, kemudian para peserta didiknya mengunduh softcopy tersebut. Pada saat jam pelajaran dimulai, pendidik menghubungkan gawainya dengan sebuah LCD Proyektor. Pendidik tersebut menampilkan media pembelajaran interaktif yang berupa text, audio, animasi 3D, video yang berhubungan dengan materi pelajaran pada saat itu.
Dari contoh kegiatan tersebut, pendidik tidak lagi membawa buku pelajaran sebagai bahan dalam menyampaikan materi pendidikan. Pendidik tidak menggunakan kertas yang berisi materi pelajaran sehingga tidak ada kertas dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Pendidik tidak perlu membawa fisik media pembelajaran ke dalam kelas. Dari kegiatan tersebut pendidik dapat dengan beragam menyampaikan materi pendidikan yang berhubungan dengan tema pelajaran pada pertemuan di hari tersebut karena pendidik dapat mengakses website tentang tema pelajaran dengan menggunakan gawainya.
Pada era industri 4.0, dunia pendidikan sudah menggunakan kelas maya atau e-class. Semua kegiatan pembelajaran dapat di kontrol dari sistem absensi, pembelajarn, penugasan, penilaian dan laporan hasil belajar yang saling terintegrasi menjadi sebuah aplikasi. Materi pendidikan, tugas sekolah, pencatatan perkembangan peserta didik hingga laporan hasil kegiatan belajar mengajar peserta didik dapat di awasi oleh orang tua. Dengan adanya penerapan kelas maya atau e-class, orang tua dan para pendidik dapat berkolaborasi dengan menjalankan perannya masing-masing sebagai orang tua dan pendidik di sekolah sehingga para peserta didik dapat menuntaskan materi pelajaran pada periode yang sedang dijalaninya.
Dengan buaian kecanggihan serta kemudahan era industri 4.0 tentunya terdapat banyak tantangan yang akan dihadapi oleh para pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan orang tua sebagai pelaku di dunia pendidikan. Dari ilusi kelebihan era industri 4.0 tentu juga terdapat dampak buruk bagi para pelaku di dunia pendidikan dari era tersebut. Banyak hal yang harus dibenahi dan disiapkan agar para pelaku pendidikan siap menghadapi era industri 4.0.
Untuk menghadapi hadirnya industri 4.0 para pendidik tidak hanya dituntut memiliki kemampuan menerapkan teknologi informasi pada proses belajar mengajar. Akan tetapi ada 6 kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh para pendidik di era industri 4.0. 6 kompetensi tersebut yaitu :
Pertama, Critical Thinking and Problem Solving (Keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah). Yaitu kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit, menghubungkan informasi satu dengan informasi yang lain, sehingga muncul perspektif, dan menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Kompetensi ini dimaknai dengan kemampuan menalar, memahami, membuat pilihan, membuat keputusan. Kompetensi ini adalah kompetensi yang memiliki kemampuan memahami interkoneksi antar sistem, menyusun, mengungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Kompetensi ini sangat penting dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran. Pendidik era 4.0 atau pendidik yang aktif pada era industri 4.0 harus memiliki kemampuan meramu pembelajaran sehingga dapat transfer kompetensi ini kepada peserta didik.
Kedua, Communication and Collaborative Skil (Keterampilan komunikasi dan kolaborasi). Kemampuan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang harus diterapkan guru dalam pembelajaran guna mengkonstruksi kompetensi komunikasi dan kolaborasi.
Ketiga, Creativity and Innovative Skill (Keterampilan berpikir kreatif dan berinovasi). Revolusi menghendaki peserta didik untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif, ini perlu agar mampu bersaing dan menciptakan lapangan kerja berbasis revolusi industri 4.0. tentu seorang pendidik harus terlebih dahulu dapat kreatif dan inovatif agar bisa menularkan kepada peserta didik.
Keempat, Informational and Communication Technology Literacy (Literasi teknologi informasi dan komunikasi). Literasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi kewajiban pendidik 4.0, ini harus dilakukan agar tidak terlihat ketinggalan dengan peserta didik. Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan dasar yang harus dikuasai agar mampu menghasilkan peserta didikyang siap bersaing dalam menghadapi revolusi industri 4.0 yang sudah di depan mata
Kelima, Contextual Learning Skill (Keterampilan belajar kontekstual). Pembelajaran ini yang sangat sesuai diterapkan oleh pendidik di era industri 4.0. Ketika sudah menguasai teknologi informasi dan komunikasi (TIK), maka pembelajaran kontekstual lebih mudah diterapkan. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi (TIK) salah satu konsep kontekstual yang harus diketahui pendidik, materi pembelajaran berbasis TIK sehingga pendidik dinilai siap jika memiliki literasi TIK. Materi yang bersifat abstrak mampu disajikan lebih nyata dan kontekstual saat menggunakan TIK sebagai media.
Keenam, Information and Media Literacy (Literasi informasi dan Media). Banyak media infrmasi bersifat sosoal yang digeluti peserta didik. Media sosial seolah menjadi media komunikasi yang ampuh yang digunakan peserta didik dan salah satu media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan pendidik di era industri 4.0. Kehadiran kelas digital atau kelas maya atau disebut juga e-class bersifat media sosial dapat dimanfaatkan guru, agar pembelajaran berlangsung tanpa batas ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja.
Dengan demikian para pendidik diharapkan memiliki keenam kompetensi tersebut agar para pendidik siap menyongsong pendidikan di era revolusi industri yang pada saat ini kita sudah di depan pintu gerbang industri 4.0. Perubahan tidak menunggu kesiapan kita, tetapi seiring dengan adanya perubahan, pergantian, dan perkembangan jaman maka perubahan ke arah lebih baik adalah sebuah keharusan.
Ditulis oleh : Aristo Bharata, S.Pd.SD
*dikutip dari berbagai sumber
Tentang Taman Pustaka
Taman Pustaka adalah website yang membahas tentang pelajaran sekolah, madrasah dan pengetahuan umum. Taman Pustaka juga sebagai media pembelajaran bagi para siswa, santri, mahasiswa, serta masyarakat umum yang ingin mengembangkan pengetahuan. pada setiap artikel di taman pustaka di lengkapi gambar dan video agar kandungan materi dalam artikel dapat lebih mudah dipelajari.